SOLOPOS.COM - Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra (dua dari kiri) bersama Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti (tengah) memberikan penjelasan terkait dengan Sangirun Night Trail 2023 di Pendapa Bapak Wasimin, Sangiran, Kalijambe, Sragen, Sabtu (4/11/2023) malam. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Rangkaian event Sangirun Night Trail 2023 yang dihelat di Sangiran, Kalijambe, Sragen, menelan anggaran sampai Rp1,5 miliar dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Anggaran tersebut masih ditambah dari alokasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen senilai Rp150 juta.

Nilai anggaran tersebut terungkap dalam Media Gathering Sangirun 2023 di Pendapa Bapak Wasimin, Sangiran, Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, Sabtu (4/11/2023) malam. Puncak rangkaian Sangirun Night Trail 2023 berlangsung Sabtu-Minggu (4-5/11/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti, menyampaikan Sangirun Night Trail 2023 ini terlaksana karena adanya kolaborasi dengan stakeholders terkait.

Dia menyebut anggaran Rp1,5 miliar itu digunakan untuk lima komponen besar dalam kegiatan Sangirun Night Trail 2023. Dia menjelaskan salah satunya karnaval budaya yang diikuti 15 desa dari 25 desa yang ada di Kawasan Sangiran.

“Kami juga mendatangkan dari Kabupaten Blora dan Gunungkidul dalam karnaval itu. Ada 100 orang per desa yang ikut karnaval. Kegiatan makan malam ini pun hidangannya dimasak oleh ibu-ibu. Ada keterlibatan warga desa. Kami mendampingi 25 desa. Warga dari 25 desa itu didampingi dan dikurasi supaya makanan tradisional mereka naik kelas. Jadi rangkaian kegiatan Sangirun ini sudah dimulai dari 5 Oktober 2023 yang lalu,” ujar Irini.

Dia menjelaskan ada kuliner Sangiran yang menyajikan 110 jenis makanan tradisional yang sudah melewati kurasi dan pengemasan yang menarik karena didampingi kurator profesional. Dia mengatakan ada seni instalasi seperti jerami, pencahayaan, pertunjukan musik, dan workshop untuk warga desa. Dia mengatakan semua itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas warga desa.

Direktur Perfiliman, Musik, dan Media, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, menyampaikan event Sangirun Night Trail 2023 digelar untuk tujuan lebih besar dan diharapkan meningkat dari tahun ke tahun. Dia mengingikan program kolaborasi terus berjalan dengan Pemkab Sragen dan warga Sangiran.

“Mohon kepada Pak Sekda supaya ditingkatkan kontribusinya, bukan hanya di UMKM [usaha mikro kecil dan menengah] tetapi juga pemberdayaan 25 desa di Kawasan Sangiran,” katanya.

Mahendra berharap warga 25 desa itu bisa bersama-sama meningkatkan keterampilan, bisa hidup mandiri dengan potensi yang dimiliki dan produk yang dikemas dengan baik. Dia mengatakan Museum dan Cagar Budaya (MCB) Sangiran juga ikut berkontribusi kepada masyarakat lewat kegiatan lomba voli dan kolaborasi dengan Pemkab Sragen.

Dia mengatakan Museum Sangiran bisa menjadi destinasi yang berkualitas, orang tidak sekadar datang dan tidak dapat apa-apa.

“Itu yang kami kembangkan. Kami sedang kajian tentang ruang pamer, prasejarah, dan seterusnya. Dengan MCB, nanti pelayanan meningkat, pelestarian dan pemajuan kebudayaan pun didapat. Ini salah satu ihtiar kami untuk mengenalkan Sangiran,” ujar dia.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto, mengatakan Sangirun di tahun ketiga ini luar biasa karena kolaborasi Pemkab Sragen dan Kemendikbudristek benar-benar berjalan. Dia berharap tidak akan berhenti sampai di sini tetapi Sangiran akan semakin dikenal masyarakat.

“Kami mendukung dengan tambahan 1.000 pelari dan ekonomi kreatif dari pelaku UMKM. Semoga ke depan akan lebih baik lagi. Kegiatan memang tetap di November sehingga bisa menggunakan anggaran perubahan. Selain Sangiran, harapannya pengembangan bisa berjejaring dengan destinasi lainnya, seperti desa batik, Gunung Kemukus, Waduk Kedung Ombo,” harapnya.

Project Direktor Sangirun Nigt Trail, Andre Donas, menyampaikan Sangirun ini merupakan kegiatan di tahun ketiga dan dari jumlah pelarinya terus meningkat. Dia mengatakan pada Sangirun 2021-2022 ada peserta asingnya (orang asing yang tinggal di Indonesia). Dia melihat tahun ini tidak ada orang asing tetapi antusiasnya meningkat dan semakin terkenal.

Andre melanjutkan kondisi hujan, medan alam, dan malam hari itu justru menjadi kegembiraan bagi para pelari profesional. Dia mengatakan situasi alam itu justru menjadi tantangan.

“Sebelumnya mereka harus memenuhi prasyarat kesehatan. Keamanan, ada tim yang sudah berpengalaman serta di-back up tim medis, kepolisian, plus masyarakat yang jauh lebih paham. Peserta 25 km ini bervariasi, ada yang dari Padang, Palembang, dan luar pulau lainnya. Dari Jawa, ada yang dari Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya