Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pertanian dan Peternakan (DPP) Kabupaten Sukoharjo memastikan ternak di wilayahnya masih terbebas dari virus antraks.
Hal itu disampaikan menyusul adanya temuan seekor sapi yang mati mendadak di Desa Watuagung, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, pertengahan Juli 2023 lalu yang dipastikan positif antraks. Namun Dinas Kesehatan Wonogiri baru mengetahui kejadian itu pada Kamis (10/8/2023).
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
“Sampai hari ini di Kabupaten Sukoharjo belum terdeteksi adanya antraks. Kami antisipasi dari awal ketika muncul kasus di Wonogiri maupun Gunungkidul. Kami sudah melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada para peternak melalui para penyuluh,” tegas Kepala DPP Sukoharjo, Bagas Windaryatno, saat dimintai konfirmasi Solopos.com, Jumat (11/8/2023).
Pihaknya telah melakukan vaksinasi di daerah perbatasan dengan capaian hampir 2.000 dosis. DPP juga memperketat pengawasan lalu lintas ternak serta mengimbau pedagang dan peternak tidak mengambil sapi dari daerah yang terindikasi antraks, baik di Gunungkidul maupun Wonogiri.
Pengetatan lalu lintas tersebut juga sempat dilakukan saat merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) beberapa waktu lalu. Bagas juga meminta peternak untuk selektif dalam memilih hewan yang akan masuk ke Sukoharjo. Terutama ternak yang tidak memiliki surat keterangan kesehatan hewan dari otoritas setempat, misalnya dokter hewan.
“Langkah lain kami akan memaksimalkan vaksinasi sehingga harapan kami tidak akan muncul wabah antraks di Sukoharjo. Karena sampai saat ini Sukoharjo masih terbebas dari wabah antraks,” papar Bagas.
Sebagai informasi, antraks merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthratctis. Bakteri ini bertahan hidup dalam bentuk spora di tanah dalam jangka waktu yang lama hingga mencapai 40 tahun. Penyakit antraks bersifat zoonosis, yaitu bisa menular dari hewan ke manusia.
Sementara itu, melansir alodokter.com, anthrax atau antraks adalah penyakit infeksi bakteri yang menular dari hewan ternak, seperti sapi atau kambing. Seseorang dapat terserang antraks jika menyentuh atau memakan daging hewan yang terinfeksi penyakit ini.
Antraks merupakan penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian. Meski begitu, penyakit ini sangat jarang terjadi. Selain itu, sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa bakteri penyebab antraks dapat menular antarmanusia.
Bakteri Bacillus anthracis hidup di tanah sehingga dapat menyerang hewan pemakan rumput, seperti sapi, kambing, domba, dan kuda. Penularan antraks dapat melalui tiga jenis yakni kulit, pencernaan, dan pernapasan.