SOLOPOS.COM - Seekor sapi jawa milik Warga Desa Bedoro Pri Hartono mati setelah mengalami sakit bintul-bintul yang diduga LSD di kandang komunal di Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Senin (23/1/2023). (Istimewa/Pri Hartono)

Solopos.com, SRAGEN — Seekor sapi jantan milik warga Desa (Kades) Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Pri Hartono, mati mendadak di kandang, Senin (23/1/2023). Belum ditekahui pasti apa penyebab kematian sapi itu, namun para peternak menduga akibat lumpy skin disease (LSD).

Akibat kejadian itu para peternak menjadi waswas dan meminta dinas terkait untuk segera turun tangan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut keterangan Salim, 64, sapi milik Pri yang ia pelihara itu mati sekitar pukul 07,30 WIB dengan kondisi kulit bentol-bentol. Pria asal Dukuh Tunjungan, Desa Bedoro, menjelaskan awalnya sapi itu tidak mau mendekam. Setelah beberapa hari, sapi itu jatuh dan kemudian mati pagi tadi.

Masih ada satu sapi lain milik Pri yang juga memiliki gejala terkena LSD namun masih hidup. Menurut Salim sapi itu sudah diberi obat kulit di sekujur tubuhnya. Setelah dimandikan dan dijemur baru terlihat bentol-bentol di tubuh sapi itu.

“Sapi kedua ini sudah diobati dan disuntik, tetapi belum ada perkembangan, masih doyan makan. Lendir mulut sapi yang kedua ini tidak sebanyak sapi yang pertama atau yang mati itu. Kukunya tidak apa-apa. Selama ini belum ada sosialisasi dari pihak terkait,” ujar Salim.

Pri Hartono mengatakan sapinya yang mati baru berumur 2,5 tahun. Sapi itu dikubur di komplek kandang komunal di Dukuh Tunjungan.

“Kami meminta dinas terkait segera turun tangan seperti saat ada penyakit mulut dan kaki (PMK) beberapa waktu lalu. Para peternak di Bedoro belum tahu betul tentang penyakit LSD. Dinas supaya bertindak cepat karena para peternak waswas dan khawatir sapinya mati,” jelas Pri.

Dia mendapatkan laporan sejauh ini sudah ada 14 ekor sapi yang terkena LSD di Desa Bedoro. Sementara populasi sapi di desa itu ada 600 ekor. Beternak sapi menjadi salah satu mata pencaharian utama warga Desa Bedoro.

Saat PMK merebak dulu, Pri mengatakan semua sapi itu sudah divaksin. Dia berharap ada vaksinasi LSD di Bedoro dari Pemkab Sragen. “Dengan maraknya LSD ini, harga sapi juga anjlok. Sapi peranakan yang semula harganya Rp8 juta sekarang tinggal Rp4,2 juta,” katanya.

Di antara belasan sapi yang terkena LSD di Bedoro, dua ekor di antaranya milik Sugiyem, 57. Warga Dukuh Dimoro RT 034 itu mengatakan dua sapinya itu sudah divaksi dua kali sejak mulai muncul bentol-bentol 10 hari lalu. “Nafsu makannya masih baik, tetapi bentol-bentolnya belum hilang,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya