Soloraya
Kamis, 1 Maret 2012 - 22:30 WIB

SAPI MATI MENDADAK: Tim Disnakkan Suntik 89 Ternak

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi. (dok SOLOPOS)

ilustrasi. (dok SOLOPOS)

SRAGEN–Tim Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen melakukan pengobatan massal bagi 89 ternak sapi, kambing dan domba milik warga di 3-4 RT di Dukuh Terik, Desa Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Kamis (1/3/2012).

Advertisement

Pengobatan massal itu sebagai tindak lanjut atas terjadinya kematian sapi milik Sunardi, 38, warga Dukuh Terik RT 018, secara mendadak, Rabu (29/2/2012) lalu. Selain melakukan pengobatan massal, warga sekitar juga mengecor tanah bekas tempat matinya sapi dan lingkungan di sekitar kandang untuk antisipasi penyebaran bakteri.

Sebanyak 25 sapi serta 64 kambing dan domba dikumpulkan di depan selepan milik warga setempat. Sejumlah ternak milik warga di Desa Pelemgadung pun yang berbatasan dengan Dukuh Terik juga ikut diobati oleh tim Disnakkan.

“Kami memberi suntikan antibiotik dan vitamin kepada setiap hewan ternak milik warga di sekitar lokasi kematian sapi. Pemberian antibiotik dan vitamin bagi hewan itu untuk meningkatkan kekebalan tubuh hewan agar tidak gampang terkena penyakit. Kami belum mengetahui pasti penyebab kematian sapi milik warga,” tegas drh Toto, salah seorang dokter hewan yang menjadi anggota tim Disnakkan Sragen, saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Advertisement

Menurut dia, pengobatan lanjutan bakal dilakukan pekan depan, yakni pada Rabu (14/3/2012) mendatang. Pengobatan massal kedua dilakukan dengan memberi vaksin kepada hewan agar hewan benar-benar sehat dan kebal terhadap penyakit.

Terpisah, Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Sragen, drh Mulyani Sriwijati, mengungkapkan pihaknya sudah mengambil sampel kuping sapi dan tanah di sekitar kematian sapi milik Sunardi, Rabu sore. Sampel tersebut, lanjut dia, dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Yogyakarta Kamis.

“Hasilnya bagaimana masih menunggu hasil laboratorium BBVet. Biasanya butuh waktu sampai dua pekan. Untuk tindak lanjutnya, kami melakukan upaya antisipasi sesuai standar operasional prosedur penyakit antraks. Hari ini (kemarin-red), tim kami melakukan pengobatan massal di lokasi kasus kematian sapi,” ujarnya.

Advertisement

JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif