Solopos.com, SRAGEN — Kasus sapi mati secara misterius di Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, bertambah dari semula tujuh ekor menjadi 10 ekor. Kasus sapi mati terakhir terjadi di RT 005, Dukuh Toro Kidul, Desa Kacangan, Sabtu (9/9/2023).
Tim Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta terjun langsung mengambil sampel tanah pada Jumat (8/9/2023) lalu. Petugas Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen, drh. Agus Toto, menyebut kasus sapi mati itu terjadi di antaranya di Dukuh Toro Kidul enam ekor. Lalu di Dukuh Lemah Bedah tiga ekor dan Dukuh Bonsari satu ekor.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
“Sebelumnya petugas DKP3 Sragen sudah ambil sampel tanah. Kemudian petugas BBVet Yogyakarta juga terjun langsung ke lokasi untuk mengambil sampel tanah pada Jumat lalu,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Senin (11/9/2023).
Sementara data jumlah sapi mati yang diterima Kades Kacangan, Ladiyo, hanya sembilan ekor. Selain tujuh ekor sapi yang mati sebelumnya, lalu ada tambahan dua ekor sapi mati dua pekan lalu dan satu ekor lagi pada Jumat lalu.
“Gejalanya sama, yakni kejang-kejang terus mati. Ada peternak yang tidak mau diberi vitamin saat pengobatan massal, malah sapinya mati. Antisipasinya sekarang peternak memilih menjual ternaknya daripada berisiko,” ujarnya.
Subkoordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DKP3 Sragen, Ana Margaretha, mengungkapkan hasil uji laboratorium atas sampel tanah yang pertama secara tertulis belum keluar. Namun, hasil sementara diketahui negatif antraks. Untuk kepastiannya menunggu hasil resmi.
“Jadi penyebab pastinya belum tahu. Ini kami mengambil sampel lagi untuk dikirim ke laboratorium BBVet Wates, Jogja. Untuk uji laboratorium itu bisanya membutuhkan waktu dua pekan lebih,” ujarnya.