SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi di peternakan (JIBI/Solopos/Dok.)

WONOGIRI- Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri akan mengembangkan sapi perah yang ada di Kecamatan Slogohimo. Dari data di Badan Pusat Statistik (BPS) tanggal 1 Juni 2011, ada lima kecamatan di Kabupaten Wonogiri yang memiliki ternak sapi perah. Yakni di Batuwarno ada enam ekor, Giriwoyo ada empat ekor, Baturetno ada 11 ekor, Eromoko ada empat ekor dan Slogohimo ada sembilan ekor.

Kepala Disnakperla Wonogiri, Rully Pramono Retno, mengatakan pihaknya tidak berani mengembangbiakkan sapi perah secara besar-besaran karena Wonogiri bukan jalur distribusi susu segar. “Untuk pengembangan di Kecamatan Slogohimo, kami pernah mengajukan ke pemerintah pusat dan memperoleh bantuan dari APBN yang langsung diberikan ke rekening kelompok peternak sapi perah. Bantuan itu di tahun 2010/2011,” terangnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (7/2/2012).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ia berencana mengembangkan sapi perah di Slogohimo karena suhu yang dingin yakni 25 derajat celcius. Selain itu, di Slogohimo juga kian marak penjual susu segar keliling karena konsumen juga meningkat. “Saat ini, masih ada yang dikirim dari Boyolali tetapi tidak murni. Sedangkan dari peternak di Wonogiri memang sedikit lebih mahal, tetapi tidak dicampur sama sekali,” imbuhnya.

Sebenarnya, lanjut dia, saat ini penjual susu sapi masih kurang bahan baku sehingga masih menerima pengiriman dari Boyolali. Selain suhu udara, faktor utama yang perlu diperhitungkan berupa lalu lintas penjualan susu segar.

Untuk memelihara sapi perah, lanjut dia, perlu memperhatikan beberapa hal. Misalnya dari sisi makanan yang harus selektif dan tidak boleh sembarangan yakni berupa konsentrat satu persen dari berat badan dan hijauan 10%. Berat badan sapi perah minimal 500 kilogram.

Untuk pemerahan susu sapi, dilakukan dua kali dalam sehari yakni pagi dan sore. Jika di Boyolali, susu yang dihasilkan satu ekor sapi mencapai delapan liter hingga 12 liter. Harga susu yang ditetapkan merupakan hasil kesepakatan antara gabungan koperasi penjual susu segar. Harga susu segar di Solo Rp7.000 per liter dan dari Boyolali harganya Rp5.000 tetapi tidak murni. Susu sapi yang telah dimasak bertahan selama delapan jam dan jika belum dimasak dapat bertahan selama empat jam.

Sementara itu, untuk kelanjutan sinkronisasi birahi sapi pedaging yang dilakukan beberapa waktu lalu, mulai terlihat transaksi jual beli di peternak. “Tetapi belum sebanyak saat bulan Idul Fitri dan Idul Adha yang merupakan bulan kebutuhan daging sapi. Ia berharap program itu dapat berlanjut di Wonogiri,” pungkasnya. JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya