Soloraya
Minggu, 18 April 2021 - 09:24 WIB

Sate Jamu: Kuliner Daging Anjing Populer di Solo yang Sempat Menipu

Chelin Indra Sushmita  /  Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi spanduk kuliner sate jamu di Soloraya. (Youtube)

Solopos.com, SOLO – Kuliner daging anjing di Kota Solo cukup terkenal. Bahkan ada pihak yang menyebut Kota Solo sebagai surga kuliner anjing.

Makanan olahan mamalia berkaki empat itu sangat mudah ditemukan di Kota Solo. Para penjual kuliner daging anjing biasanya membuka warung tenda kaki lima di jalan besar di Kota Solo.

Advertisement

Saat Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Wali Kota Solo, Pemkot sering mendapat protes dari masyarakat tentang keberadaan kuliner ekstrem tersebut. Sebab, banyak orang yang tertipu dengan penamaan olahan daging anjing dengan sebutan sate jamu.

Baca juga: Sengsu: Proses Seekor Anjing Jadi Olahan Kuliner di Kota Solo

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Solo di era Jokowi, Subagiyo, mengatakan dulu banyak orang tertipu dengan istilah sate jamu.

Advertisement

"Saat itu banyak rombongan pengajian dari luar kota masuk ke warung sate jamu. Dikira jamu untuk obat ternyata daging anjing," kata Subagiyo, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Surakarta di era Jokowi, saat dihubungi Detik.com, Sabtu (22/6/2019).

Hal tersebut kemudian menuai protes hingga akhirnya Pemkot Solo pada 2007 mengeluarkan surat edaran agar para pedagang tidak menggunakan kata sate jamu yang dianggap menyesatkan. Pedagang diminta menggunakan kata guguk atau anjing dan memasang gambar kepala anjing pada spanduk di depan warung.

Baca juga: Konsumsi Daging Anjing di Soloraya Tertinggi Se-Jateng

Advertisement

Sampai saat ini para pedagang kuliner anjing masih mengikuti aturan tersebut. Mereka memakai nama sate guguk sebagai nama warung.

Diberitakan sebelumnya, bisnis kuliner daging anjing di Kota Solo sudah ada sejak zaman dulu. Mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan bahwa mengonsumsi daging anjing merupakan salah satu tradisi. Hal inilah yang membuatnya kesulitan menerbitkan peraturan yang melarang bisnis daging anjing saat menjabat sebagai wali kota.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif