SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk aedes aegypti. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — Penyakit demam berdarah dengue atau DBD mengakibatkan satu warga Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, meninggal dunia. Sementara itu, jumlah kasus penyakit DBD di kabupaten setempat selama Januari-awal Februari 2022 meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2021.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penularan Penyakit DKK Sukoharjo, Bejo Raharjo, mengatakan jumlah kasus penyakit DBD selama Januari-awal Februari sebanyak 39 kasus. Dia menyebut pada Januari-awal Februari 2021, jumlah kasus penyakit DBD yang tersebar di 12 kecamatan di Sukoharjo ada 23 kasus.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kasus penyakit DBD paling banyak di wilayah Kecamatan Baki yakni 10 kasus dan satu kasus meninggal dunia. Kondisi ini menjadi catatan serius agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD selama musim penghujan,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: Setahun Lalu 11 Jiwa Terenggut Akibat DBD di Sukoharjo

Menurut Bejo, ada beberapa faktor yang memengaruhi kasus penyakit DBD antara lain kepadatan penduduk terutama di perkotaan, mobilisasi penduduk, dan berkembangnya penyebaran nyamuk aedes aegypti.

Kesadaran terhadap Kesehatan Lingkungan

Selain itu, melemahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan. “Nyamuk aedes aegypti berkembang biak di air bersih. Habitat nyamuk ini di sekitar rumah dan berkeliaran pada pagi hari dan siang hari,” ujar dia.

Nyamuk aedes aegypti berkembang cepat saat musim penghujan. Telur nyamuk yang baru saja menetas menjadi larva dan nyamuk dewasa dapat menularkan virus dengue saat menggigit manusia.

Baca juga: Waspada! 179 Warga Sukoharjo Terjangkit DBD, 9 Orang Meninggal

Selama ini, gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dinilai paling efektif efektif dalam mencegah penularan penyakit DBD dengan membasmi telur nyamuk. Masyarakat diberdayakan menjadi kader kesehatan untuk membersihkan telur-telur nyamuk di lingkungan rumahnya masing-masing.

“Bisa suami, istri atau anak yang bertugas memantau jentik-jentik nyamuk di bak kamar mandi, pot bunga dan tempat yang berpotensi menjadi lokasi bertelurnya nyamuk,” papar dia.

Lebih jauh, Bejo menambahkan warga diminta meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan. Jumlah kasus penyakit DBD di Kabupaten Jamu diperkirakan bertambah selama musim penghujan.

Baca juga: Chikungunya Jangkiti Warga Gatak Sukoharjo, Ini Cara Mengatasinya

Seorang seorang warga Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Supardi, mengatakan warga setempat melaksanakan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan membersihkan saluran drainase, tong sampah maupun ban bekas. Biasanya, kegiatan itu dilaksanakan berbarengan dengan kerja bakti pada Minggu pagi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya