Soloraya
Sabtu, 23 Maret 2024 - 13:45 WIB

Satu Warga Banjarsari Solo Meninggal akibat Leptospirosis

Wahyu Prakoso  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi orang meninggal dunia. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Salah satu warga berusia lansia di Kecamatan Banjarsari, Solo, meninggal dunia akibat terpapar leptospirosis. Masyarakat diminta waspada khususnya saat musim hujan dan banjir.

Camat Banjarsari Solo Beni Supartono Putro menjelaskan semula warga Kadipiro memiliki gejala seperti demam berdarah dengue (DBD). Namun hasil diagnosis pasien terpapar leptospirosis.

Advertisement

“Betul, warga usia 60 tahun. Jenazah dimakamkan pada Kamis [21/3/2024],” jelas dia kepada Solopos.com, melalui Whatsapp Jumat (22/3/2024) malam.

Menurut dia, temuan kasus leptospirosis tergolong baru di Kecamatan Banjarsari. Pemerintah Kecamatan Banjarsari akan melakukan tindak lanjut untuk pencegahan leptospirosis.

Advertisement

Menurut dia, temuan kasus leptospirosis tergolong baru di Kecamatan Banjarsari. Pemerintah Kecamatan Banjarsari akan melakukan tindak lanjut untuk pencegahan leptospirosis.

“Kami akan koordinasi dengan teman-teman medis di tingkat Puskesmas. Baru kemarin kami membuat surat edaran berkaitan pencegahan DBD dengan mengerahkan kader didampingi petugas Puskesmas,” ungkap dia.

Sebelumnya, Direktur RSUD dr. Moewardi Cahyono memastikan tidak ada pasien meninggal dunia karena penyakit tersebut di RSUD dr. Moewardi, Solo. Biasanya ada pasien dengan penyakit leptospirosis karena banjir. Penyebab leptospirosis dan penyakit pes berbeda.

Advertisement

Pengguna akun platform media sosial X @afifahafra79 menjelaskan temannya melayat ke tetangganya yang meninggal dunia di Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo, diduga akibat penyakit leptospirosis.

“Barusan cek lagi ke 2 teman yang kantornya bertetangga dengan rumah orang yang wafat tersebut. Katanya info di masyarakat memang pes. Tapi saya kurang tahu apakah pes beneran atau bukan. Harapannya sih bukan ya,” jelas dia.

Pengguna @afifahafra79 sempat menuliskan informasi tersebut berasal dari keluarga warga yang meninggal dunia dan pihak rumah sakit. Namun unggahan tersebut telah dihapus.

Advertisement

“Di daerah Solo ini, pengakuan keluarga pasiennya begitu. Kena pes. Di kelurahan Kadipiro. Kata keluarga, dari pihak RS (RSU Muward bilangnya begitu). Saya belum cek lebih lanjut juga,” jelas dia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui laman resminya menjelaskan leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk spiral dari genus leptospira yang patogen.

Temuan kasus paling banyak di negara dengan iklim tropis dan sub-tropis, khususnya di negara-negara kepulauan dengan curah hujan dan potensi banjir yang tinggi. Di Indonesia, tikus adalah sumber utama penularan leptospirosis.

Advertisement

Leptospirosis ditularkan melalui urine binatang yang mengandung bakteri leptospira, yaitu melalui invasi mukosa atau kulit yang tidak utuh. Infeksi dapat terjadi dengan kontak langsung atau melalui kontak dengan air, antara lain sungai, danau, selokan, lumpur atau tanah yang tercemar/terkontaminasi bakteri leptospira.

Kemenkes mengimbau masyarakat untuk waspada dengan leptospirosis khususnya saat musim hujan dan banjir. Sejumlah upaya pencegahan bisa dilakukan, antara lain dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga kebersihan lingkungan, dan melakukan pemberantasan sarang tikus.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif