SOLOPOS.COM - Ilustrasi serangan monyet (JIBI/Solopos/Dok.)

Satwa liar Boyolali yakni monyet menyerang warga Karanggede.

Solopos.com, BOYOLALI  – Seorang nenek berusia 90 tahun, Mbah Karinah, warga Dukuh Gupal, Desa Warak, Karanggede, Kabupaten Boyolali, terluka akibat serangan monyet liar, Jumat (2/6/2017) pagi. Pergelangan kaki kiri Mbah Karinah nyaris putus setelah digigit dan dicakar oleh monyet liar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Berdasarkan informasi yang dihimpun , selain mencakari anggota tubuh Mbah Karinah, monyet liar itu juga menggigit serta memakan bagian tubuh Mbah Karinah yang telah dirobek-robek itu. Gigitan monyet liar itu bahkan menyebabkan tulang di pergelangan dekat mata kaki kirinya nyaris putus.

“Ini teror monyet paling sadis di antara sekian kejadian sebelumnya. Korban mengalami luka cukup serius,” ujar Sukimin, salah satu tokoh masyarakat yang membuat posko penangkapan monyet di rumahnya wilayah Karanggede, Jumat. Dia menyebur insiden mengerikan itu terjadi pukul 06.00 WIB.

Menurut Sukimin, Mbah Karinah semula mendengar ada suara keributan kokok ayam di samping rumahnya. Ia lantas membuka pintu rumahnya untuk melihat kejadian yang sesungguhnya. Rupanya, monyet liar tengah mengejar ayam-ayam miliknya. Beberapa saat setelah Mbah Karinah keluar rumah, monyet itu langsung berbalik menyerangnya.

“Menurut keterangan warga sekitar, monyet itu sempat terlihat berkeliaran di sekitar rumah Mbah Karinah,” jelas Sukimin.

Setelah warga berdatangan mendengar suara teriakan Mbak Karinah, monyet liar itu langsung kabur. Saat ini, kata Kades Sendang, Mbah Karinah telah dilarikan ke RS di wilayah Solo untuk pengobatan lebih lanjut.

Insiden serangan monyet kali ini hanya berselang 15 hari setelah monyet liar sebelumnya menyerang Mbah Ruminem, 70, warga Desa Dologan, Karanggede. Akibat serangan itu, Mbah Ruminem terpaksa mendapatkan 21 jahitan di bagian kaki kanannya. (Baca: Monyet Liar Gigit dan Cakar Warga Lansia Karanggede)

Kapolsek Karanggede, AKP Margono, ketika dihubungi  berkali-kali hanya terdengar nada dering.

Sementara itu, salah satu petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Slamet Sukeri, enggan memberikan komentar terkait insiden itu dengan alasan pernyataan harus melalui satu pintu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya