Soloraya
Senin, 8 April 2013 - 16:59 WIB

LOMBA DESAIN : Dikonsep Water Park, Pemkot Sayembarakan Penataan Monumen 45

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi monumen 45 (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Ilustrasi monumen 45 (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO — Pemkot Solo siap menyayembarakan proyek penataan Monumen 45 Banjarsari (Monjari) tahun ini. Rencananya, ruang publik tengah kota itu akan dikonsep ala taman air.

Advertisement

Demikian diungkapkan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo, Agus Sutrisno, saat ditemui wartawan di Balaikota, Senin (8/4/2013).

“Penataan akan segera disayembarakan. Kami membidik konsep ruang publik yang lebih ramah warga,” ujarnya.

Agus mengatakan penataan Monjari mendesak dilakukan. Pasalnya selama ini kondisi ruang publik itu cukup memprihatinkan. Selain mengalami kerusakan fasilitas, imbuhnya, Monjari tak jarang digunakan untuk tempat mesum. Hal itu diperparah pagar taman yang justru dibiarkan terbuka pada malam hari.

Advertisement

“Nanti kami akan tata pencahayaan taman agar tidak lagi dipakai mesum” tuturnya.

Penataan taman yang juga dikenal dengan nama Villa Park ini menelan dana Rp600 juta. Menurut Agus, dana tersebut merupakan pengalihan anggaran pembuatan urban forest IV di Pucangsawit. Diketahui, pembuatan urban forest di bantaran Sungai Bengawan Solo dievaluasi lantaran dianggap muspra. Ia mengatakan, model sayembara akan ditentukan sesuai badan anggaran DPRD menyetujui kebutuhan dana di RAPBD Perubahan.

“Kami optimistis dana bisa dialihkan ke Villa Park. Sedangkan lahan yang sebelumnya disasar urban forest sementara dikonsep tanah lapang,” terangnya.

Advertisement

Sementara itu, Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, meminta BLH segera membuka sayembara untuk mengawali proses penataan Monjari. Walikota mengaku jengah dengan penyakit masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Ia juga menyayangkan aparat keamanan setempat yang seakan lepas tangan.

“Kalau malam hari pintu masuk taman malah dibuka. Kalau begitu caranya, Monjari balik seperti zaman dulu,” tukasnya.

Rudy berharap sayembara penataan dilakukan dengan kajian matang. Tak hanya aspek estetika, Walikota mendorong konsep penataan memperhatikan segi sosial masyarakat. Ia pun mengusulkan penggunaan detail engineering design (DED) water park sebagai dasar penataan. Di konsep tersebut, taman akan dilengkapi kolam-kolam dan fasilitas olahraga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif