SOLOPOS.COM - Pembina dan Pengurus yayasan berfoto bersama dengan pengurus PCNU Boyolali di salah satu kantor Ponpes Terpadu Al Hikam, Sabtu (15/10/2022). Ponpes tersebut berdiri sejak 2003. (Solopos/Arif Hidayanto).

Solopos.com, BOYOLALI – Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Al Hikam di Banyudono, Boyolali, menjadi tuan rumah Halaqah Fiqih Peradaban, Sabtu (15/10/2022). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Boyolali.

“Halaqah fikih peradaban ini tujuannya memberikan gambaran kepada semua pengurus pentingnya fikih siyasah dan fikih negara. Nanti akan disampaikan ke semua masyarakat,” ungkap ketua PCNU Boyolali, Masruri, kepada Solopos.com di sela-sela acara, Sabtu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Lebih lanjut, Masruri menjelaskan keduanya bermakna nasionalisme yang artinya Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dijaga bersama. Masruri juga mengatakan seharusnya tidak ada keraguan dengan NKRI dan Pancasila.

Masruri mengatakan peran ulama sangat penting karena dekat dengan masyarakat. “Jadi ulama kan paling dekat selain umara. Dan orang-orang desa itu kebanyakan kalau diomongi kiai justru lebih manut,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, berharap Halaqah Fikih Peradaban yang diselenggarakan di Ponpes Terpadu Al Hikam bisa menghasilkan rumusan yang akan berdampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Lorin Group Peringati Nuzululquran

“Semoga nanti lewat kegiatan Halaqah Fiqih Peradaban dapat merumuskan hasil yang mungkin oleh ketua PCNU Boyolali disampaikan ke pengurus wilayah, lalu dari wilayah disampaikan ke PBNU, bahkan secara internasional,” harap Said.

Said mengatakan melalui kiai, tak hanya pendidikan umum yang akan didapat generasi muda, akan tetapi juga pendidikan agama. “Seperti di Pondok Pesantren Al Hikam ini, selain pendidikan umum, ada juga pendidikan agama yang disampaikan. Itulah peran dari para kiai,” kata dia.

Pembina dan pendiri Ponpes Terpadu Al Hikam, Hj. Min Handayani Soetantyo, membenarkan bahwa pondoknya tak hanya menjadi tempat belajar agama. Akan tetapi juga pendidikan umum.

Terbukti dengan adanya pendidikan di luar pondok yang dibentuk mulai dari Paud Al Hikam, TKIT Al Hikam, SDIT Al Hikam, MTsT Al Hikam, SMPIT Al Hikam, MAT Al Hikam, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Al Hikam.

Baca juga: 75 Pendeta dari Maluku Menjadi Santri 3 Hari di Ponpes Edi Mancoro Semarang

Hj. Min menyebutkan total ada 850 siswa atau santri yang belajar di bawah naungan Yayasan Al Hikam. Bahkan, beberapa santri dibiayai lewat program beasiswa.

“Untuk anak yang menetap ada sekitar 30 orang di LKSA. Yang lainnya ada anak asuh binaan, itu dari anak-anak yatim atau piatu di Desa Banyudono,” jelas Hj. Min.

Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Al Hikam
Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, saat memberikan sambutan dalam acara Halaqah Fiqih Peradaban di Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Al Hikam di Banyudono, Boyolali, Sabtu (15/10/2022). Acara ini diikuti oleh perwakilan pengurus Nahdlatul Ulama Boyolali dari masing-masing kecamatan. (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Sejak 2003

Hj. Min Handayani bercerita bahwa Ponpes Terpadu Al Hikam berdiri sejak 2003. Santri yang menimba ilmu berasal dari dalam dan luar kota. “Santrinya ada yang dari daerah Soloraya, ada juga yang dari Bekasi, Jambi, Jepara, Kebumen, Bengkulu, Balikpapan, dan daerah-daerah lain,” jelas Hj. Min.

Baca juga: Pospenas 2022 Dibuka dan Ditutup di Manahan Solo, Gibran: Acarane Gede!

Awal mula mendirikan ponpes, Hj. Min bercerita sang suami, almarhum H. Ahmad Soetantyo,  sedang mengunjungi pondok pesantren di Ponorogo, Jawa Timur. Sang suami  melihat santri-santri di Ponorogo yang memakai baju, peci, dan sabuk dengan warna senada.

Akhirnya suami istri tersebut ingin mendirikan pondok pesantren. Singkat cerita, dibangunlah Ponpes Al Hikam di Banyudono, Boyolali. Ponpes ini juga mendirikan sekolah umum.

“Dan sekarang ini dikelola oleh teman-teman. Al Hikam bisa berdiri dan berkembang sampai sekarang ini karena kerja sama yang ulet, ikhlas, dan penuh kejujuran antara pendiri, pembina, pengurus, serta karyawan yang terlibat,” kata Hj. Min.

Terkait pemilihan ponpesnya menjadi lokasi acara Halaqah Fiqih Peradaban, Hj. Min mengaku sangat senang karena acara besar dari NU diselenggarakan di pondoknya.

Tak hanya warga NU, Hj. Min mengatakan Ponpes Terpadu Al Hikam adalah rumah bagi masyarakat umum “Kami merasa senang karena istilahnya dapat nunut promosi. Sehingga Al-Hikam bisa dikenal secara umum di wilayah Boyolali, dan secara luas sampai ke luar daerah,” tutur Hj. Min.

Baca juga: Penganiayaan Santri Gontor: Sisi Gelap di Lorong Pesantren

Kemudian, lanjutnya, ia bersyukur secara tidak langsung Ponpes Terpadu Al Hikam dapat dikenal oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali karena kehadiran Bupati Said dalam acara tersebut.

“Barangkali nanti bisa ada kolaborasi, jadi bisa menjadi penyengkuyung [pendukung] dari Pemkab Boyolali,” kata Hj. Min.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya