SOLOPOS.COM - belasan warga Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, membentangkan spanduk protes di TPS 3R Desa Sawahan pada Jumat (15/7/2022).(Solopos.com/Ni'matul Faizah)

Solopos.com,BOYOLALI – Belasan warga di Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, menggelar aksi protes di tempat pengolahan sampah reduce, reuse, dan recycle (TPS 3R) pada Jumat (15/7/2022).

Warga memprotes bau yang ditimbulkan sampah-sampah menumpuk di tempat yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Pemerintah Desa (Pemdes) Sawahan tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sambil menutup hidung, warga menenteng spanduk berlatar warna biru. Spanduk tersebut bertuliskan, “Kami Menolak Tempat Pembuangan Sampah di Desa Sawahan, Ngemplak, Boyolali karena menimbulkan bau busuk.”

Salah satu warga Desa Sawahan yang mengikuti aksi protes, Danang Catur, 42, mengatakan awalnya masyarakat merespons baik adanya TPS 3R karena dapat mengolah sampah dengan baik.

“Tapi akhirnya ini malah jadi TPA, bukan TPS 3R. Akhirnya sebagian warga stop membuang sampah di sini,” jelas Danang mewakili masyarakat lainnya kepada wartawan di tengah-tengah aksi, Jumat.

Baca juga: Sebelum Kongres Sampah II, Klaten Sudah Rintis Desa Mandiri Sampah

Danang mengatakan aksi protes TPS 3R pada Jumat hanya dihadiri sebagian warga karena sebagian besar bekerja. Jika tidak segera ditindaklanjuti, warga akan membawa massa yang lebih banyak.

Lebih lanjut, Danang mengatakan warga tak hanya tersiksa dengan bau yang menyengat di TPS 3R. Akan tetapi, permasalahan bau sampah tersebut juga mendatangkan lalat hijau dan menyebabkan warga mengalami permasalahan kesehatan seperti diare.

“Kemudian lahan yang dipakai kan dekat dengan areal persawahan, lahan yang subur dan seharusnya bisa produktif. Tidak hanya jadi tempat sampah begini, kan malah jadi pengrusakan. Sebelahnya juga sungai, malah mencemari air sungai. Sebelahnya lagi sawah produktif, kasihan kan,” kata dia.

Danang mengatakan sebelum terjadi permasalahan TPS 3R yang bau, banyak warga yang melewati jalanan dekat TPS untuk berolah raga. Namun, karena bau sampah yang menyengat, warga enggan lewat.

Baca juga: Inilah Hasil Kongres Sampah II Tingkat Jateng di Klaten

Danang mengungkapkan permasalahan terkait TPS 3R Desa Sawahan tersebut telah berlangsung hampir satu tahun. Namun, tak kunjung selesai dan ada solusi.

Sejauh ini, kata Danang, warga juga belum diajarkan cara memilah sampah oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Sawahan selaku pemilik Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) pengelola TPS 3R.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sawahan, Agus Sunarno, membantah hal tersebut. Agus mengatakan Pemdes Sawahan telah mengadakan pelatihan pemilahan sampah kepada ketua RT, ketua RW, ibu-ibu PKK, dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

“Tapi memang yang buang sampah ke TPS itu ada yang belum dipilah sampahnya. Kemudian kami juga per bulan hanya bisa mengangkut 20 dam truk sampah karena keterbatasan armada,” kata Agus saat dijumpai Solopos.com di kantornya.

Agus mengatakan sebanyak 20 dam sampah tersebut hanya dapat diangkut sebulan sekali. Hal itu dikarenakan pengangkutan dapat dilakukan setelah dana dari masyarakat terkumpul.

Baca juga: Beda dari Lainnya! Bugisan Klaten Bikin Paket Wisata Pengelolaan Sampah

Untuk biaya pengangkutan, kata Agus, hanya didapat dari iuran pelanggan sebesar Rp15.000 yang terbagi atas Rp3.000 untuk kas RT dan Rp12.000 untuk pengelolaan sampah.

Lebih lanjut, Agus mengungkapkan normalnya dalam sebulan sampah di TPS 3R Desa Sawahan terkumpul 60 dam truk. Hal tersebut, beber Agus, menimbulkan deposit sampah atau kelebihan sampah 40 dam.

“Untuk membuang kami membutuhkan satu damnya biaya Rp650.000, dikali 20 dam. Kami juga sempat mengusahakan menggunakan mesin pemilah sampah, tapi karena statusnya sewa seharga Rp5 juta, akhirnya kami tidak mampu,” terang Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya