Soloraya
Senin, 4 Oktober 2021 - 17:02 WIB

Sebagian Baliho Kepak Sayap Puan Maharani di Solo Diturunkan, Kenapa?

Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Baliho acara Solo Great Sale terpampang di pinggir Jl Kapten Piere Tendean Nusukan, Banjarsari, Minggu (3/10/2021). Baliho tersebut dipasang beberapa hari terakhir menggantikan baliho Kepak Sayap Kebhinekaan Puan Maharani. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah baliho bergambar Ketua DPR RI, Puan Maharani, dengan tulisan Kepak Sayap Kebhinekaan yang terpasang di berbagai lokasi strategis Kota Solo mulai diturunkan.

Pantauan Solopos.com, beberapa waktu terakhir, baliho Puan Maharani di Jl Kapten Piere Tendean, Nusukan, tepatnya di utara Jembatan Keris, sudah diturunkan. Lokasi papan baliho berukuran sekitar 2 meter x 3 meter persegi itu kini diganti baliho Solo Great Sale (SGS) 2021.

Advertisement

Penggantian baliho Puan dengan baliho SGS baru dilakukan beberapa hari terakhir. Pergantian baliho Puan juga dilakukan di Jl Ki Mangun Sarkoro dekat Jembatan Komplang. Papan baliho tersebut juga telah diganti dengan baliho SGS.

Baca Juga: Lihat 3 ASN Solo Makan di Warung saat Jam Kerja, Gibran Meradang

Advertisement

Baca Juga: Lihat 3 ASN Solo Makan di Warung saat Jam Kerja, Gibran Meradang

Namun sepertinya tidak semua baliho Puan Maharani di Solo diturunkan. Seperti baliho Puan yang terpampang di Simpang Lima Sumber, Banjarsari, beberapa bulan terakhir. Hingga Minggu (3/10/2021) malam, baliho itu masih ada.

 

Advertisement

Tapi menurutnya tidak semua baliho Puan diganti. ”Tidak semua diganti,” tuturnya. Saat hendak dimintai keterangan lebih jauh, Bambang Gage, panggilan akrabnya, tidak mau berkomentar.

Baca Juga: SD Swasta Mahal? Disdik Solo: Wali Murid Tak Perlu Memaksakan

Pada sisi lain, Dosen Komunikasi Universitas Boyolali, Roso Prajoko, mengapresiasi penurunan baliho kepak sayap kebhinekaan Puan Maharani di beberapa lokasi Kota Solo.

Advertisement

Aksi Coret-Coret

Menurutnya, penurunan baliho Puan itu sebagai bentuk tanggung jawab moral politikus PDIP tersebut di tengah kondisi pandemi Covid-19. Apalagi sebelumnya menjamurnya baliho Puan menuai kritik lantaran dipasang di masa sulit akibat pandemi.

“Sebelumnya sempat jadi polemik, disebut tidak sensitif, sampai ada aksi coret-coret meski acak. Tapi itu bentuk proses rakyat kecil kepada pejabat negara, dalam hal ini Mbak Puan. Saya mendukung penurunan baliho itu,” ujarnya.

Baca Juga: Komisi III DPRD Solo Angkat Bicara Ihwal Karut Marut Rusunawa Begalon I

Advertisement

Menurut Roso, belum saatnya pejabat negara atau petinggi parpol melakukan manuver politik saat ini. Sebab agenda Pemilu 2024 masih jauh dan rakyat masih dalam masa sulit akibat dari pandemi Covid-19 yang tidak kunjung berakhir.

“Seharunya pejabat negara dan pimpinan parpol fokus membantu rakyat kecil untuk bangkit dari keterpurukan. Tidak ada gunanya bila manuver politik dilakukan sekarang ini. Yang terpenting mendorong rakyat untuk bangkit,” urainya.

Roso juga berharap penurunan baliho Puan Maharani di Solo diikuti penurunan baliho lain yang bergambar pimpinan parpol atau kandidat capres-cawapres. Mereka diserukan untuk fokus dengan kerja-kerja nyata membantu masyarakat kembali bangkit.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif