Soloraya
Rabu, 7 Desember 2022 - 09:46 WIB

Sebanyak 75 Persen Los dan Kios Pasar Ir. Soekarno Sukoharjo Mangkrak

Tiara Surya Madani  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Los daging pasar Ir.Soekarno yang telah ditinggalkan penjual, Selasa (6/12/2022) (Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO– Sebanyak 75% dari 1.000 los dan kios yang disediakan pemerintah di Pasar Ir.Soekarno ditinggalkan para pedagang dan memilih menyewa tempat di luar kawasan pasar.

Pantauan Solopos.com, sebagian besar kios di lantai dua yang menjual busana sudah tidak dihuni, namun ada sebagian pedagang memilih bertahan untuk berjualan. Selain itu, semua los daging di lantai dasar tampak kosong.

Advertisement

Para pedagang meliputi sayuran, sembako, dan daging memilih berjualan di kawasan luar pasar dan menyewa kios milik penduduk daripada menempati area pasar.

Pelaksana tugas (Plt) Lurah Pasar Ir.Soekarno, Widadi Nugroho, mengungkapkan banyak pedagang yang enggan berjualan di dalam pasar. Ia berasumsi para pedagang memilih berjualan di kawasan luar pasar untuk memudahkan akses konsumen.

Baca Juga: Wow! 5 Pasar Tradisional di Sukoharjo Go Digital, Belanja Cukup dari Rumah Saja

Advertisement

“Dari pemerintah telah memberikan akses untuk memudahkan pedagang dan pembeli bertransaksi dengan adanya pintu dari berbagai sisi dan perbaikan los maupun kios, namun setelah difasilitasi belum mau masuk [berdagang di dalam pasar],” kata Widadi saat ditemui Solopos.com, Selasa (6/12/2022).

Widadi menjelaskan untuk menempati kawasan pasar pedagang dikenakan Rp250 per meter tiap harinya, sedangkan pedagang los Rp145 per meter. Ia beranggapan retribusi tersebut tidak terlalu memberatkan.

“Upaya sudah kami lakukan maksimal agar pedagang mau berjualan di dalam pasar, misalnya retribusi. Jika dibandingkan sewa kios di luar pasar selisihnya besar. Kios di dalam pasar Rp250 per meter, sedangkan los Rp145 per meter, sampah Rp50, retribusinya per hari,” lanjutnya.

Advertisement

Baca Juga: Akhirnya, Polemik Pasar Ir Soekarno antara Pemkab Sukoharjo dan PT Ampuh Clear!

Widadi berasumsi enggannya para pedagang berjualan di dalam karena pedagang memperhatikan perilaku konsumen yang memilih bertransaksi di luar kawasan pasar untuk terbebas dari biaya parkir.

“Kami sebagai pengelola yang di lapangan berusaha menyampaikan pada pedagang untuk handarbeni pasar. Jadi itu pasar mereka, untuk jual dan mencari rezeki. Kami sebagai pengelola berusaha memfasilitasi pedagang dengan perbaikan jika ditinggalkan ya sudah,” lanjut dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif