SOLOPOS.COM - Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, menunjukkan barang bukti kasus pembunuhan Wahyu Dian Selviani, dosen UIN RM Said Surakarta, di Mapolsek Gatak, Jumat (25/8/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kronologi dan detik-detik pembunuhan dosen UIN RM Said Surakarta, Wahyu Dian Selviani, 34, diungkap Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, Jumat (25/8/2023), di mana korban sempat melawan dengan merebut pisau pelaku.

Kurang dari 12 jam polisi berhasil menangkap pembunuh Wahyu Dian yang ternyata tukang bangunan bernama Dwi Feriyanto, 23, yang dipekerjakan korban. Motif pelaku menghabisi nyawa korban karena sakit hati disebut tukang amatiran saat tengah menyusun batu bata.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kata-kata itu dilontarkan korban kepada Dwi pada Senin (21/8/2023) sekitar pukul 08.30 WIB. Pelaku saat itu tengah bekerja bersama tiga rekan lainnya. Kala itu pelaku sakit hati karena merasa sudah bekerja dengan baik namun masih dibilang amatiran.

Pelaku menaruh dendam dan ingin melampiaskannya dengan menghabisi nyawa korban pada malam harinya.

“Akan tetapi pada malam harinya pelaku belum berani untuk menghabisi nyawa korban. Ia lantas menunggu sampai dua hari kemudian. Tepatnya pada Rabu (23/8/2023) malam pelaku sudah berniat untuk menghabisi nyawa korban,” ungkap Kapolres dalam ungkap kasus di Mapolsek Gatak, Jumat.

Kapolres membeberkan pelaku membunuh korban dengan pisau curian di tempat ia bekerja sebelumnya. Pelaku juga memakai sarung tangan medis serta menggunakan penutup wajah saat beraksi.

Pelaku mendatangi lokasi korban dengan berjalan kaki dari rumahnya. Sesampainya di rumah tersebut, pelaku naik atap tempat tinggal korban melalui pagar samping kanan. Pelaku masuk ke rumah korban melalui belakang rumah tempat korban menempatkan wadah air.

Saat itu pelaku melihat korban berada di ruang tamu sedang tertidur di kasur. Pelaku kemudian menempelkan pisau pemotong daging yang dibawanya ke leher korban agar diam dan tidak berteriak. Namun ternyata korban kaget dan ingin berteriak.

Pelaku sempat berupaya melumpuhkan korban, lalu membuat negosiasi dengan korban agar korban tak berteriak. Namun korban kemudian berteriak minta tolong dan berusaha merebut pisau pemotong daging yang dibawa pelaku.

Pelaku merasa emosi dan berhasil menguasai pisau pemotong daging tersebut kemudian menghujamkannya pada pipi sebelah kanan korban. Dengan pisau tersebut pelaku akhirnya mengakhiri nyawa korban.

Kemudian pelaku sempat membersihkan pakaiannya yang terkena darah korban di kamar mandi. Ia lalu kabur melalui pintu depan tempat tinggal korban dengan cara melompat pagar.

Pelaku kemudian pulang ke rumah untuk mengganti pakaian. Pakaian yang ia gunakan saat beraksi ia masukkan ke plastik lalu dibawanya ke persawahan dengan mengendarai motor Honda Supra X. Ia membakar pakaian tersebut di sana untuk menghilangkan jejak.

Kemudian pelaku juga menuju ke sungai di selatan Stasiun Gawok untuk membuang pisau yang ia gunakan untuk menghabisi nyawa korban. Setelah itu ia pulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya