Soloraya
Senin, 3 Mei 2021 - 02:19 WIB

Sederhana Dan Prokes Ketat, Begini Jalannya Kirab Malam Selikuran Ramadan Keraton Solo

Newswire  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Abdi dalem membawa nasi tumpeng seribu saat kirab Malam Selikuran tiba di halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Minggu (2/5/2021) malam. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo menggelar kirab malam selikuran atau peringatan malam ke-21 Ramadan secara sederhana, Minggu (2/5/2021) malam.

Para peserta kirab menerapkan protokol kesehatan ketat, salah satunya memakai masker sepanjang acara. Peringatan digelar dengan melakukan kirab membawa lentera atau lampu ting.

Advertisement

Diberitakan Detikcom, kirab dimulai Minggu (2/5/2021) sekitar pukul 21.30 WIB dari Keraton Solo. Rombongan berjumlah sekitar 150 orang berjalan menuju Masjid Agung Solo yang berjarak 500 meter dari Kompleks Keraton.

Baca Juga: Kisah Pramugari Cantik Asal Solo: Dulu Ditolak Maskapai Lokal, Kini Sukses Di Emirates Airlines

Advertisement

Baca Juga: Kisah Pramugari Cantik Asal Solo: Dulu Ditolak Maskapai Lokal, Kini Sukses Di Emirates Airlines

Dalam kirab malam selikuran Ramadan tersebut, para peserta yang terdiri atas abdi dalem Keraton Solo terbagi dalam beberapa kelompok, salah satunya rombongan pembawa alat musik dan penyanyi. Rombongan lain membawa ting dan jodang berisi makanan.

Sampai di masjid, mereka duduk di lantai serambi, dan memulai membacakan zikir serta doa. Pembacaan doa dipimpin Ketua Takmir Masjid Agung Solo, HM Muhtarom. Acara ditutup dengan pembagian tumpeng sewu kepada seluruh peserta.

Advertisement

Baca Juga: Masa Tugas Yuni-Dedy Tinggal 2 Hari, Siapa Pengisi Sementara Kekosongan Jabatan Bupati Sragen?

Tumpeng Sewu

"Jodang berisi makanan ini disebut tumpeng sewu yang juga melambangkan malam seribu bulan, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan," kata Dipokusumo seusai acara kirab malam selikuran Ramadan di Keraton Solo.

Menurutnya, tradisi kirab lampu ting dimulai sejak era Raja Pakubuwono X sekitar 1930-an. Dahulu, kirab digelar dari Keraton menuju Bon Rojo atau Taman Sriwedari.

Advertisement

"Dulunya kirab dari keraton sampai ke Bon Rojo karena di alun-alun sudah ramai pasar malam. Tapi karena alasan tertentu, rute dialihkan ke masjid," terangnya.

Baca Juga: Tak Pakai Masker Saat Ngabuburit, 17 Warga Sragen Dihukum Push Up

Kirab malam selikuran Ramadan dengan rute dari Keraton Solo menuju Masjid Agung ini dimulai sejak sekitar 2019. Sebelumnya, kirab digelar dengan berkeliling sampai Sriwedari.

Advertisement

Berdasarkan catatan Solopos.com, pada 2019 kirab bahkan digelar dua kali dalam semalam. Kirab pertama digelar Bebadan Keraton versi Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi selepas Salat Tarawih. Setelah itu gilirang Lembaga Adat Keraton Solo menggelar kirab serupa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif