Soloraya
Sabtu, 31 Juli 2021 - 12:06 WIB

Sedih, Bocah 11 Tahun di Sragen Jadi Yatim Piatu Akibat Corona

Muh Khodiq Duhri  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi corona. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Rahmad Dian Agasta, 11, bocah SD asal Kampung Sidomulyo, Sragen Wetan, Sragen, menjadi yatim piatu saat menjalani isolasi di Technopark Ganesha Sukowati beberapa waktu lalu.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (31/7/2021), kedua orang tua Rahmad sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah terkonfirmasi positif corona. Rahmad sendiri menjalani isolasi di Technopark setelah terkonfirmasi positif corona tanpa gejala.

Advertisement

Saat Rahmad menjalani isolasi di Technopark itulah, kedua orang tua Rahmad meninggal dunia.

“Bapak dan ibunya meninggal dunia beberapa waktu lalu di rumah sakit. Jadi di sana [Technopark] dia sendirian. Begitu keluar dia dijemput kakaknya yang telah berkeluarga,” ujar Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen, Yuniarti.

Advertisement

“Bapak dan ibunya meninggal dunia beberapa waktu lalu di rumah sakit. Jadi di sana [Technopark] dia sendirian. Begitu keluar dia dijemput kakaknya yang telah berkeluarga,” ujar Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen, Yuniarti.

Baca juga: Innalillahi, Bayi 1,6 Tahun di Sragen Meninggal Dunia Positif Covid-19 Berdasarkan Antigen

Selama menjalani masa isolasi di Technopark Ganesha Sukowati, Rahmad belum diberi tahu bila kedua orang tuanya telah meninggal dunia.

Advertisement

“Dia masih syok seperti belum menerima kenyataan bila kedua orang tuanya telah tiada. Dia bahkan punya angan-angan bila kedua orang tuanya akan kembali,” ujar Yuniarti.

Baca juga: Senjata Makan Tuan, Warga Tangkil Sragen Meninggal Tersetrum Jebakan Tikus di Sawahnya

Tim dari Pemkab Sragen sempat mendatangi rumah Rahmad. Akan tetapi, Rahmad enggan menemui tim.

Advertisement

Rahmad memilih termenung di kamar. Ia masih belum bisa menerima kenyataan bila kedua orang tuanya meninggal dunia akibat ganasnya Covid-19. “Ketika tim dari kami datang, dia tidak mau menemui. Jadi, kami hanya mengobrol bersama kakaknya,” papar Yuni.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengaku sudah menerjunkan tim untuk mengecek kondisi sang anak.

“Saya minta dicek itu nanti sekolahnya bagaimana, di mana dan sebagainya. Kami bisa memberikan biaya sekolah yang gratis dari jenjang SD hingga SMA. Sekarang anak ini ikut tinggal di rumah kakaknya karena kedua orang tuanya telah tiada,” papar Bupati.

Advertisement

Baca juga: Bikin Haru, Ini Pesan Vino Bocah Yatim Piatu karena Covid-19 untuk Simbahnya di Sragen

Advertisement
Kata Kunci : Covid-19 Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif