SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah puso atau gagal panen. (JIBI/Rachman)

Solopos.com, KLATEN — Ratusan hektare (ha) sawah yang tersebar di dua kecamatan wilayah Kabupaten Klaten mengalami puso alias gagal panen pada masa taman (MT) II ini. Kondisi itu terjadi karena sawah kekurangan air.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, luas total sawah yang mengalami puso mencapai 333 ha dan tersebar di Kecamatan Bayat dan Kecamatan Cawas. Sawah yang puso itu tersebar di 10 desa wilayah Kecamatan Bayat dan empat desa wilayah Kecamatan Cawas. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Widiyanti, membenarkan kondisi tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Itu di MT [masa tanam] II di daerah tadah hujan. Kami sudah mencoba mengantisipasi kondisi itu dengan pompanisasi khususnya di daerah yang ada sumber air seperti sungai bisa dimaksimalkan. Namun, di beberapa daerah agak sulit karena jauh dari sumber air,” kata Widiyanti saat ditemui Solopos.com di Pendopo Pemkab Klaten, Senin (1/7/2024).

Widiyanti melanjutkan pada kemarau ini petani di daerah tadah hujan memberanikan diri menanam padi karena sempat ada guyuran hujan pada awal musim. Namun, seiring waktu hujan tak lagi turun sehingga tanaman kekurangan air dan tak bisa tumbuh normal.

“Di beberapa lokasi sudah ada yang sambil ditanami kedelai daripada nanti jagake padi tidak maksimal. Sebagian petani [yang sawahnya puso] mengikuti AUTP [Asuransi Usaha Tani Padi], kami sudah proses untuk klaimnya,” kata Widiyanti.

Jika dibandingkan total luas tanam sejak awal 2024 hingga saat ini sekitar 40.000 ha, Widiyanti mengatakan luas lahan yang puso tidak terlalu berpengaruh pada produksi padi maupun ketahanan pangan di Klaten. Namun, angka itu tetap menjadi perhatian lantaran jumlah petani yang terdampak cukup banyak.

“Kalau dilihat dari jumlah petani yang terdampak cukup banyak. Karena rata-rata luasan sawah petani itu 0,3 ha sehingga dengan total luasan itu ada sekitar 1.000 petani di sana. Ini yang menjadi pemikiran kami,” ungkap dia.

Widiyanti menjelaskan upaya untuk mengatasi agar tak ada lagi sawah yang mengalami puso akibat kekeringan terus dilakukan. Di Klaten, ada sekitar 1.361 ha sawah tadah hujan yang dioptimalkan. Di antaranya melalui bantuan pompanisasi serta irigasi perpompaan.

Bantuan Irigasi

“Kami upayakan agar ke depannya tersedia sumber-sumber air. Selain melalui program irigasi perpompaan, kami proses pengajuan tambahan bantuan irigasi permukaan. Kalau kemarin di 18 lokasi, kami ajukan tambahan lagi ke Kementerian Pertanian,” kata Widiyanti.

Terkait dropping air, Widiyanti menjelaskan sudah mencoba berkonsultasi dengan BPBD soal kemungkinan melakukan dropping air ke lahan pertanian. Namun, biaya per tangki tidak sesuai dengan nilai hasil panen yang diperoleh petani.

Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan DKPP Klaten, Lilik Nugraharja, juga membenarkan data luas sawah puso di Klaten mencapai 333 ha. Bukan karena hama, sawah puso karena dampak perubahan iklim.

Dia menjelaskan kondisi itu terjadi lantaran masa tanam (MT) di beberapa wilayah mundur dari biasanya akibat terdampak El Nino yang terjadi pada 2023 lalu. “Seharusnya tanam di Maret, karena dampak El Nino tahun kemarin akhirnya MT II mundur di Mei. Petani yang semestinya bisa panen pada Mei, tetapi karena kondisi itu malah baru mulai tanam,” kata Lilik.

Lilik menjelaskan petani sempat ragu ketika memasuki MT II, mesti tanam palawija atau tetap padi. Namun, hujan di awal musim kemarau membuat sebagian petani akhirnya memilih tanam padi.

“Petani memang sempat ragu mau tanam palawija atau padi karena saat mau tanam itu selama sepekan hujan terus. Akhirnya pada tanam padi dan sebagian tanam kedelai dan kacang hijau. Akhirnya yang tanam padi puso karena setelah itu tidak ada hujan lagi,” kata Lilik.

Lilik mengatakan sawah yang puso tersebar di beberapa wilayah terutama di Kecamatan Bayat seperti di Desa Ngerangan dan Desa Jambakan. Sawah yang mengalami puso untuk sementara dibiarkan menganggur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya