SOLOPOS.COM - Ahmad Alfa Salam, bocah pemulung yang kehilangan sepeda, bersama ayahnya, di rumah mereka, Desa Tanjung, Juwiring, Klaten, Minggu (21/5/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Ahmad Alfa Salam, bocah pemulung asal Juwiring, Klaten, berusia 15 tahun yang masih duduk di kelas VI SD kini tak bisa lagi mencari uang dengan mencari barang rongsokan demi membantu orang tuanya setelah sepeda miliknya raib, Jumat (19/5/2023).

Sepeda milik bocah asal Desa Tanjung, Juwiring, Klaten, itu hilang diduga dicuri orang saat ditinggal mencari rongsokan di pinggir jalan wilayah Kepoh, Delanggu. Hilangnya sepeda itu membuat Salam sangat sedih.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia bahkan sempat menangis. Ditemui di rumahnya, Minggu (21/5/2023), Salam mengatakan sepedanya hilang pada Jumat sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu dia sedang mencari botol bekas dan memarkir sepeda kayuh beserta beronjongnya.

Saat kembali, sepedanya sudah hilang. “Saya kemudian jalan kaki sampai di wilayah Karang kemudian membonceng orang yang lewat sampai di warung Bu Sani [di depan Puskesmas Delanggu],” kata bocah pemulung Klaten yang pernah viral di media sosial ketika mengayuh sepedanya dengan beronjong berisi barang rongsok itu.

Salam mengatakan sepeda yang hilang beserta beronjongnya dia beli dari hasil keringat sendiri. Dia membeli sepeda jengki tersebut seharga Rp150.000 dan mengeluarkan total Rp250.000 untuk memperbaikinya. “Sudah tiga hari ini tidak mencari rongsok lagi,” kata dia.

Ayah Salam, Warsino, 55, mengatakan Salam sempat ingin mencari rongsok dengan jalan kaki setelah sepedanya hilang. Namun, Warsino melarang. Keluarga kecil itu sebenarnya memiliki sepeda kayuh. Namun, Salam enggan menggunakannya untuk mencari rongsok.

Warsino juga menjelaskan mencari rongsok sudah dilakukan Salam selama satu tahun ini atas keinginan sendiri. Dia sudah berulangkali melarang Salam. Namun, tekad bocah pemulung asal Juwiring, Klaten, itu kuat dengan alasan ingin meringankan beban keluarganya.

Pulang Jalan Kaki

Pemilik warung di depan Puskesmas Delanggu yang juga tetangga Salam, Sani, 54, menjelaskan saban hari Salam mampir ke warungnya, bahkan kerap tidur di warung ketika pulang kemalaman setelah mencari rongsok.

“Kejadiannya itu Jumat kemarin. Dia berangkat cari rongsok itu pukul 08.00 WIB. Tetapi sampai pukul 14.00 WIB tidak kunjung pulang. Saya juga khawatir,” kata Sani, Minggu (21/5/2023) siang.

Sekitar pukul 14.00 WIB, Salam datang ke warung Sani. Bocah itu datang sambil menangis. Setelah ditanya, Salam menjawab sepeda kesayangannya yang saban hari digunakan untuk mencari rongsok raib berserta beronjongnya.

“Katanya sepeda hilang ketika mencari rongsok di wilayah Kepoh. Sepedanya diparkir kemudian dia cari rongsok di seberang jalan. Saat kembali dari mencari rongsok, sepedanya sudah hilang,” kata Sani.

Sani mengatakan Salam sudah bertanya ke warga sekitar namun tidak ada yang tahu di mana sepedanya hingga akhirnya bocah pemulung itu pulang jalan kaki dari Kepoh sampai Subterminal Karang Delanggu, Klaten. “Di Karang dia ditolong pengendara sepeda motor kemudian diantar sampai di depan warung saya,” imbuhnya.

Ia kemudian memberi tahu orang tua Salam agar menjemput bocah tersebut. Sejak Jumat, Salam tak lagi mendatangi warung Sani lantaran tak punya sepeda.

Alasan Menjadi Pemulung

“Sudah tiga hari ini tidak ke sini ya karena tidak punya sepeda. Dia juga sempat menghubungi saya dan bilang bude aku raisoh maem enak meneh [tante saya tidak bisa makan enak lagi],” kata dia.

Sani mengatakan menjadi pemulung di usia belia merupakan keinginan Salam sendiri. Hal itu sudah dilakoni Salam selama setahun terakhir. Aktivitas mencari rongsok itu dilakukan bocah pemulung asal Juwiring, Klateb, itu sepulang sekolah.

Alasannya, untuk meringankan beban kedua orang tuanya yang bekerja serabutan. Uang hasil menjual barang rongsok yang dikumpulkan digunakan Salam untuk memenuhi kebutuhannya termasuk membantu ekonomi orang tuanya.

Sepeda jengki yang raib beserta beronjongnya juga dibeli dari hasil penjualan barang rongsok. “Sepedanya itu beli dari hasil rongsok. Harganya sekitar Rp150.000. Sepedanya yang hilang itu sepeda bekas kemudian dibenahi lagi,” kata Sani.

Sebelumnya, kabar hilangnya sepeda milik Salam dibagikan melalui beberapa akun media sosial. Salah satunya akun Instagram (IG) @kabardelanggu. Unggahan itu berupa tangkapan layar akun media sosial lain yang mengabarkan sepeda bocah tersebut hilang.

Kulonuwun lur. Ki bocah biasa golek rosok area Delanggu. Niki wau jam sekitar 11 pit ontel sak bronjonge ilang teng daerah selepan kepoh/pom bensin kepoh.seng ngertos pit ontele mang kabari geh. Langsong mawon teng warung e mbak Sani ngarep puskesmas Delanggu,” tulis unggahan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya