SOLOPOS.COM - Waduk Cengklik Ngemplak, Boyolali. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Waduk Cengklik Ngemplak, Boyolali. (Dok/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Waduk Cengklik Ngemplak, Boyolali. (Dok/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, BOYOLALI — Realisasi rencana pengerukan Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, dipertanyakan masyarakat. Sebab rencana itu telah mengemuka sejak pertengahan 2012 lalu, namun hingga kini belum dilaksanakan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah seorang petani keramba di Waduk Cengklik, Walidi, 51, mengatakan rencana pengerukan Waduk Cengklik untuk mengurangi sedimentasi yang terjadi di waduk tersebut sudah terdengar lama. Segenap masyarakat, bahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, menurut dia, juga mendukung rencana itu asalkan petani tetap diberi izin agar tetap bisa memanfaatkan waduk itu untuk budi daya ikan di keramba.

“Kami mendukung rencana pengerukan waduk. Tapi kami juga berharap bisa memperoleh kejelasan tentang hal itu, terutama agar petani keramba tetap diizinkan bisa memanfaatkan waduk ini,” ujar Walidi ketika ditemui wartawan di rumahnya, Sabtu (27/7/2013).

Walidi mengatakan dengan pengerukan waduk tersebut diharapkan tingkat kedalaman air pascapengerukan dapat meningkatkan kualitas hasil budi daya ikan dengan keramba.

“Kalau dikeruk, berarti waduk menjadi lebih dalam dan air yang tersimpan menjadi lebih banyak,” tukasnya.

Terpisah, Asisten II (Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesra) Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Juwaris, mengaku pihaknya pernah diajak berkoordinasi oleh dinas terkait perihal rencana pengerukan tersebut. Dari koordinasi tersebut, sebelum pengerukan yang didanai pemerintah pusat senilai Rp15 miliar itu dilaksanakan, ada tahap prapengerukan dan perbaikan tanggul, serta penambalan kebocoran waduk.

“Namun untuk detailnya, coba kontak dengan DPUESDM [Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral],” kata Juwaris.

Terkait realisasi rencana itu, Juwaris mengatakan para petani maupun pemilik keramba tidak perlu panik. Sebelum pengerukan dilakukan, bakal dilakukan sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat.

”Supaya mereka memahami kegiatan pengerukan itu untuk mengoptimalkan fungsi waduk,” imbuh dia.

Kepala DPUESDM Boyolali, Cipto Budoyo, mengakui adanya rencana pengerukan itu. “Tetapi itu kewenangan Dinas PSDA Jateng. Hingga kini belum ada penjelasan lebih lanjut,” jelas Cipto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya