SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Camat Selogiri, Bambang Haryanto mengatakan musim kemarau mulai melanda wilayahnya dan meminta semua kepala desa/kelurahan di Selogiri untuk segera mendata kemungkinan kekeringan dan akibat di wilayahnya. Karena kondisi air di Waduk Krisak, Pare, Selogiri saat ini sudah berkurang banyak.

Menurutnya, kandungan air di waduk tersebut kurang dari 50% dibanding saat pembangunan puluhan tahun lalu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Sedimentasi waduk sudah mencapai 4,5 meter dan kandungan air tersisa 2,6 juta m3,” jelasnya, Selasa (14/7).

Kepada Espos mantan Camat Puhpelem dan Slogohimo ini menyatakan saat pembangunan pada jaman Jepang dahulu, Waduk Krisak diharapkan mampu menjadi daerah tangkapan air yang mampu mengaliri 873 hektare (ha) lahan pertanian di lima desa/kelurahan. Yakni Jendi, Kaliancar, Gemantar, Jaten dan Nambangan.

“Namun, karena kurang perawatan sehingga sedimentasi semakin tinggi dan jarang dilakukan pengerukan. Saat ini dengan kondisi air yang ada, hanya 80% tanaman pertanian yang bisa panen, sisanya 20% berisiko gagal panen.”

Lebih lanjut Bambang risiko gagal panen itu terjadi pada tanaman pertanian pada musim tanam (MT) III.

“Dengan kondisi air yang ada sekarang, air hanya bisa mencukupi lahan pertanian di dua daerah, seperti Jendi dan Kaliancar atau daerah yang dekat dengan waduk.”

tus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya