Soloraya
Jumat, 26 Mei 2023 - 18:10 WIB

Segarnya Es Gosrok Legend Pak Amir di Jimbung Klaten, Sudah Ada sejak 1957 lo

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Es gosrok racikan Pak Amir di warungnya di Simpang Empat Gebyok, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Jumat (26/5/2023) siang. Warung es gosrok itu sudah eksis sejak 1957. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Warung Es Gosrok Pak Amir di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Klaten, benar-benar legend. Warung itu bertahan dengan resep es yang sama selama 65 tahun terakhir, tepatnya sejak 1957.

Warung itu menyajikan menu utama es gosrok dan menjadi tempat pelepas dahaga dari generasi ke generasi. Lokasinya di simpang empat Gebyok, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes. Dari Terminal Ir Soekarno Klaten, warung tersebut berjarak sekitar 4 km. Letaknya di persimpangan yang mengarah ke Rawa Jombor.

Advertisement

Warung itu sederhana, menempati bagian pinggiran rumah di tepi jalan. Meja menempel pada dinding bagian luar serta bangku panjang menjadi tempat pembeli menikmati segarnya sajian es gosrok Pak Amir.

Meski sederhana, warung yang buka dari pukul 10.00 WIB-16.00 WIB itu tak pernah sepi pembeli. Seperti yang terlihat pada Jumat (26/5/2023) siang. Pembeli berdatangan silih berganti untuk melepas dahaga menikmati segarnya es gosrok bikinan Pak Amir di Jimbung, Klaten.

Advertisement

Meski sederhana, warung yang buka dari pukul 10.00 WIB-16.00 WIB itu tak pernah sepi pembeli. Seperti yang terlihat pada Jumat (26/5/2023) siang. Pembeli berdatangan silih berganti untuk melepas dahaga menikmati segarnya es gosrok bikinan Pak Amir di Jimbung, Klaten.

Terlebih siang itu terik matahari benar-benar menyengat. Segelas es gosrok berisi santan, dawet, sirup, gula cair, ditutup menggunakan tumpukan es batu yang sudah digosrok sampai lembut menggunakan alat gosrok manual.

Tumpukan es itu menggunung di mulut gelas yang kemudian dituangi sirup. Selain es gosrok, warung itu menyajikan aneka menu lain seperti lotis dan rujak, tapai singkong, roti, nasi bungkus, serta aneka camilan.

Advertisement

Amir mengelola warung itu baru 10 tahun terakhir. Sebelumnya, warung tersebut dikelola ayah Amir, Sholah, yang sekaligus perintis warung tersebut. Amir mengatakan ayahnya merintis usaha es gosrok di Jimbung, Kalikotes, Klaten, itu sejak 1957.

“Sebelumnya bapak saya jualan keliling kampung. Kemudian dapat tempat di sini dan buka di sini serta bertahan sampai sekarang,” kata Amir.

Cara Pembuatan dan Penyajian

Amir menceritakan tempo dulu setidaknya ada lima pedagang es gosrok di sepanjang ruas jalan yang sama. Namun, satu per satu warung tersebut tutup lantaran tak ada penerusnya.

Advertisement

Pada tempo dulu, Amir mengatakan warung tersebut selalu penuh pembeli oleh warga yang bersepeda dari wilayah perkotaan ke Kecamatan Bayat dan sekitarnya. Seiring perkembangan zaman, jumlah pembeli menurun. Terlebih ketika bermunculan minuman kekinian.

Namun, Amir tetap bertahan berjualan es gosrok yang diwariskan orang tuanya itu. “Dari dulu warisan orang tua, kelihatannya sudah jalan, dijalanin terus saja. Apalagi sekarang sudah jarang yang seperti ini,” kata bapak empat anak dan kakek empat cucu itu.

Amir meracik es gosrok di warungnya di Simpang Empat Gebyok, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Jumat (26/5/2023) siang. Warung es gosrok itu sudah eksis sejak 1957. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Amir mengatakan cara pembuatan dan penyajian es tersebut tak berubah sejak 1957. Hingga kini, Amir tetap mempertahankan proses pembuatan es gosrok yang diwariskan oleh orang tuanya. “Kalau dulu cari es batu susah. Sekarang es batu sudah bisa dibuat sendiri,” jelas pemilik warung es gosrok Pak Amin di Jimbung, Klaten, itu.

Advertisement

Soal harga, Amir mengatakan dulu ayahnya mematok harga seketip untuk satu gelas es gosrok. Dia tak tahu berapa besar nominal seketip itu. Saat ini, harga satu gelas es gosrok Rp4.000.

Salah satu pelanggan es gosrok Pak Amir, Sugiman, 60, mengatakan menjadi pelanggan di warung tersebut sejak puluhan tahun lalu. Sugiman kerap mengajak anak dan cucunya untuk mampir menikmati es gosrok di warung tersebut.

“Paling tidak sekali dalam sebulan saya ke sini. Kalau warung ini gula yang digunakan itu gula asli. Sehingga di tenggorokan tidak terasa gatal dan menyegarkan,” kata warga Desa Trotok, Kecamatan Wedi, itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif