Soloraya
Kamis, 10 Juni 2021 - 21:00 WIB

Sejak 1971, Kantor Desa Kadirejo Klaten Ternyata Masih Berdiri di Atas Lahan Milik Warganya

Ponco Suseno  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan Kantor Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Klaten, Senin (7/6/2021). Lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja di daerah setempat mencapai sembilan hektare. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Kantor Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Klaten, ternyata masih berdiri di atas lahan milik warganya sejak tahun 1971. Kantor desa tersebut berada di tanah milik mendiang Parto Pardi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Pemdes Kadirejo terlibat dalam rencana tukar guling tanah dengan salah seorangnya warganya, mendiang Parto Pardi di tahun 1971. Sejak saat itu, tanah kas desa seluas 2.400 meter persegi dikelola Parto Pardi.

Advertisement

Baca Juga: Kalah Head to Head, Indonesia Dihajar 0-5 UEA di Pertemuan Terakhir

Sebaliknya, lahan seluas 2.200 meter persegi milik Parto Pardi dikelola Pemdes Kadirejo. Sejak saat itu, Pemdes Kadirejo Klaten membangun kantor desa di atas lahan tersebut.

“Itu semua tercatat dalam buku bondo desa di sini,” kata Kepala Desa (Kades) Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Agus Widodo, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Senin (7/6/2021).

Advertisement

Agus Widodo mengatakan pembahasan lanjutan tukar guling besar kemungkinan akan dilanjutkan bersamaan dengan pembahasan penggantian tanah kas desa lantaran terdampak jalan tol Solo-Jogja.

“Misalnya tukar guling berlanjut, kami pun juga akan melepas. Tapi jika tanah yang ditempati kantor desa pun dijual [oleh ahli waris] dengan harga standar, pemdes juga mau,” katanya.

Desa Kadirejo merupakan salah satu desa terdampak jalan tol Solo-Jogja. Lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja di Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom mencapai 92 bidang. Jumlah tersebut setara sembilan hektare. Seluruh lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja berupa areal pertanian.

Advertisement

“Sebanyak 92 bidang terdampak jalan tol Solo-Jogja seluruhnya berupa areal pertanian,” kata Agus Widodo.

Baca Juga: Sembako Kena PPN Bisa Gerus Daya Beli hingga Bebani Petani

Sebagaimana diketahui, jumlah penduduk di Kadirejo mencapai 1.500 jiwa. Jumlah tersebut tersebar di empat dukuh. Masing-masing Karanglo, Kadirejo, Kabulan, dan Jebresan.

“Di sini ada 12 RT dan enam RW. Dana desa di sini senilai Rp700 juta. Sedangkan alokasi dana desa (ADD) senilai Rp300 juta,” katanya. (Ponco Suseno)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif