SOLOPOS.COM - Sejumlah warga menyumbang darah yang dilayani petugas PMI Kota Solo di Perpustakaan BRAy Mahyastoeti Notonagara, Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (15/10/2023) siang. Kegiatan itu diinisiasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Solo. (Istimewa/Dokumentasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Solo)

Solopos.com, SOLO– Jemaat Ahmadiyah Indonesia atau JAI Solo rutin melakukan kegiatan donor darah bekerja sama dengan PMI Kota Solo selama 20 tahun terakhir. Sejumlah anggota JAI Solo telah mendapatkan penghargaan dari PMI.

Pembina Kerohanian/Mubaligh JAI Solo, Muhaimin Khoirul Amin, mengatakan kegiatan kemanusaiaan itu diinisiasi salah satu orang yang berjasa pada awal berdirinya organisasi JAI Solo, yakni BRAy Mahyastoeti Notonagara, tepatnya sekitar 2003.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Sejak dulu ketika masih BRAy Mahyastoeti, sejak 2003 mengadakan donor darah setiap tiga bulan sekali. Namun, anjuran PMI kini rutin dua bulan sekali,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa (17/10/2023) pagi.

Menurut dia, badan sayap organisasi JAI ada yang mengurusi bidang kesehatan, pendidikan, dan kemanusiaan. Donor darah menjadi salah satu program kemanusiaan yang dilakukan Jemaat Ahmadiyah Indonesia.

“Kami sampai sekarang ingin bermanfaat untuk sesama manusia dengan membantu menyiapkan stok darah PMI,” papar dia.

Adapun JAI Solo mengadakan kegiatan donor darah bekerja sama dengan PMI Kota Solo di Perpustakaan BRAy Mahyastoeti Notonagara, Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (15/10/2023) siang.

Muhaimin mengatakan para anggota Jemaat Ahmadiyah melakukan pengajian sekitar pukul 10.00 WIB lalu salat Zuhur, makan siang, kemudian donor darah. Donor darah juga diikuti warga setempat.

“Ada sekitar 22 orang yang menyumbang darah. Kemarin banyak yang gak bisa diambil darahnya. Mereka adalah anggota kami dan warga setempat,” ungkap dia,

Menurut dia, sejumlah anggota JAI Solo ada yang mendapatkan penghargaan dari PMI karena rutin melakukan kegiatan kemanusiaan berupa sumbang darah, antara lain salah satu Jemaat Ahmadiyah dari Tawangmangu sampai 75 kali.

Berdasarkan arsip JAI Solo, masuknya Jemaat Ahmadiyah Indonesia ke Solo bermula dengan keberadaan tokoh Jemaat Ahmadiyah sekitar 1994. Mereka saling mendengar kabar keberadaan satu sama lain lalu mereka melakukan pertemuan.

Jemaat Ahmadiyah Solo terbentuk pada 16 Juli 1994 setelah melakukan ibadah Jumat di salah satu rumah warga, Makno Karto Raharjoyang di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Rutinitas itu berlangsung 1994 hingga 1998.

Namun, dua bulan setelah itu terjadi pelemparan batu ke rumah milik Makno. Rumah Makno tak lagi digunakan. Lalu Jemaat Ahmadiyah Solo berpindah ke bangunan yang dibeli KRA BRAy Mahyastoeti Notonagara.

BRAy Mahyastoeti Notonagara  merupakan cucu Sinuhun Paku Buwono X. Dia mewakafkan rumah dan pekarangan 2.750 meter persegi di  kompleks Suryapulan untuk kesekretariatan JAI Solo. Kini jumah anggota JAI Solo sekitar 200 jiwa. Total anggota JAI di Soloraya sekitar 1.000 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya