SOLOPOS.COM - Sejarah dan pendiri MTA tidak lepas dari peranan pendiri MTA Abdullah Thufail. Kini kantor Pusat MTA di Jl. Ronggowarsito 111A Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Sejarah dan pendirian  Majlis Tafsir Al-Qur’an atau MTA Solo tak lepas dari peranan Ustaz Abdullah Thufail yang mendirikan MTA Solo pada 19 September 1972.

Sejarah berdirinya MTA itu tidak lepas dari peran Ustaz Abdullah Thufail yang bekerja sebagai pedagang. Mengutip dari laman mta.or.id, Senin (25/9/2023), Abdullah Thufail merupakan mubalig dan bekerja sebagai pedagang yang memiliki kesempatan untuk berkeliling hampir di seluruh Indonesia.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Saat itu, Abdullah Thufail melihat kondisi umat Islam di Indonesia tertinggal karena ummat Islam di Indonesia kurang memahami Al-Qur’an.

Abdullah Thufail menyatakan umat Islam Indonesia hanya akan dapat melakukan emansipasi apabila ummat Islam Indonesia mau kembali ke Al-Qur’an. Hal inilah yang mendasari Ustaz Abdullah Thufail Saputra mendirikan MTA sebagai rintisan untuk mengajak ummat Islam kembali kepada Al-Qur’an.

Sejaran dan pendirian MTA tidak lepas dari Ustaz Abdullah Thufial. Pada awal berdirinya, MTA bertujuan menggelar kegiatan dakwah dalam bentuk pengajian rutin mempelajari Tafsir Al–Qur’an yang bersumber dari kitab–kitab Tafsir Al-Qur’an karya mufassir–mufassir dan mempelajari Hadits Nabi Muhammad SAW yang bersumber dari kitab – kitab hadits.

Selain itu, sejarah pendirian MTA itu awalnya juga menggelar kegiatan di bidang pendidikan, baik formal maupun nonformal, dan menyelenggarakan kegiatan sosial kemanusiaan, seperti donor darah, evakuasi korban bencana, serta bakti sosial kemanusiaan lainnya baik diselenggarakan secara mandiri maupun bekerjasama dengan Pemerintah, TNI dan Polri.

MTA merupakan organisasi yang independen, tidak terikat dengan organisasi massa manapun dan partai politik apa pun.

Dari itu, sejarah dan pendiri MTA awalnya berkantor pusat di Jl. Serayu No 12, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo. Semakin bertambahnya perwakilan dan cabang MTA yang kini menyebar hampir di seluruh Indonesia, diikuti pula semakin bertambahnya peserta pengajian rutin yang diselenggarakan Yayasan MTA, kantor pusat yang ada sudah tidak memadai lagi untuk menjalankan kegiatan.

Pada 8 Maret 2009 Kantor Pusat Yayasan Majlis Tafsir Al- Qur’an (MTA) berpindah ke Jl. Ronggowarsito No 111A Solo, yang pada saat itu diadakan upacara peresmian oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada perkembangan sejarah dan pendirian MTA Solo, ada dua kegiatan utama di MTA, yakni pengajian gelombang dan pengajian umum.

Pengajian gelombang adalah pengajian yang pesertanya (juga disebut dengan istilah warga) didaftar terlebih dahulu apabila ingin mengikuti dan setiap jadwal pengajian dicatat kehadirannya (tertib presensi).

Pengajian gelombang ini dilaksanakan baik di pusat, di perwakilan dan di cabang MTA seluruh Indonesia minimal satu pekan sekali dengan hari yang ditetapkan oleh masing–masing perwakilan atau cabang.

Dinamakan pengajian gelombang karena, biasanya pengajian terbagi dalam beberapa hari yang berbeda mengingat banyaknya jumlah peserta yang terdaftar.

Sedangkan Pengajian umum adalah pengajian yang dibuka untuk umum, peserta yang datang tidak dicatat kehadirannya. Pengajian umum ini diselenggarakan rutin setiap Minggu pagi bertempat di Gedung Pusat MTA Jl. Ronggowarsito No 111A Solo.

Pengajian umum Ahad pagi ini sudah rutin terselenggara sejak awal berdirinya MTA. Sebelum MTA menempati gedung pusat yang baru, pengajian umum ahad pagi diselenggarakan di daerah Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Solo.

Pendiri MTA Solo Ustaz Abdullah Thufail Saputra memimpin MTA selama 20 tahun kurang 4 hari. Thufail meninggal pada 15 September 1992.

Sepeninggal Al Ustaz Thufail Saputra, MTA dipimpin oleh Ahmad Sukina yang dipilih secara aklamasi. Dalam kepemimpinan Ahmad Sukina, MTA semakin tumbuh subur dan berkembang ke berbagai penjuru Nusantara, dari Aceh sampai ke Merauke.

Pada 2021 setelah Ahmad Sukina meninggal, Kepemimpinan MTA dilanjutkan oleh Ustaz Nur Kholid Syaifulloh yang dipilih secara aklamasi.

Kini, sejarah dan pendirian MTA Solo sudah membumi hingga ke pelosok Tanah Air. Dalam Silaturahmi Nasional (Silatnas) IV MTA di Stadion Manahan,Solo, Minggu (24/9/2023), ada 155 perwakilan dan cabang baru MTA. Selain itu, Silatnas IV juga dihadiri sekitar 50.000 anggota MTA di Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya