SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYARPabrik Gula Colomadu atau biasa disebut dengan De Tjolomadoe telah menjelma menjadi destinasi wisata menarik bagi para pelancong. Dengan beberapa perbaikan, De Tjolomadoe kini berdiri kokoh menawarkan keindahan bentuk bangunan tuanya yang begitu mengesankan.

Tahukah Anda jika dulunya kawasan De Tjolomadoe hanya berupa wilayah tandus biasa? Ya, sebelum dibangun pabrik gula, daerah ini hanya wilayah tandus biasa yang bahkan tidak bisa digunakan untuk aktivitas bercocok tanam.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Namun, berkat inisiatif Mangkunegara IV, wilayah tandus tersebut diubah menjadi pabrik gula di mana saat itu menjadi yang terbesar se-Asia.

Dilansir dari kanal YouTube Espos Indonesia, pada pertengahan abad ke-18 gula pernah menjadi komoditas ekspor yang sangat menguntungkan. Berawal dari tidak dikembalikannya tanah yang telah disewa pengusaha Eropa, Praja Mangkunegara mengubah sistem perekonomian mereka dengan memanfaatkan apanase atau tanah lungguh yang masih mereka miliki untuk dikembangkan menjadi perkebunan.

Guna mengolah hasil perkebunannya Mangkunagoro IV memilih mendirikan pabrik gula di daerah Malangjiwan dan kemudian diberi nama Pabrik Gula Colomadu. Mangkunegara IV berharap wilayah itu akan menjadi pusat kesejahteraan kekayaan bagi Mangkunegaran.

Gula di saat tersebut menjadi komoditas yang paling sering dibutuhkan oleh masyarakat lokal hingga mancanegara. Hal itulah yang membuat Mangkunegara IV sampai membangun dua pabrik, yaitu Colomadu dan Tasikmadu.

Pada tahun 1863 merupakan panen perdananya yang menghasilkan 400 ton gula dari lahan seluas 94,5 hektare. Angka produksi tersebut telah menyamai produksi gula per-pikul di Pulau Jawa dan menjadikan pabrik gula Colomadu sebagai salah satu yang terbesar di Asia.

Untuk wilayah pembangunan pabrik gula dan tanah sawah milik Mangkunegaran memang tidak berada di sekitar pusat pemerintahannya. Hal itu disebabkan adanya perjanjian Salatiga terkait kepemilikan tanah Mangkunegaran yang terdiri dari Karanganyar, Wonogiri dan Kota Praja yang sampai sekarang menjadi Pura Mangkunegaran.

Di mana daerah-daerah tersebut saat itu dipandang sebagai wilayah yang tandus dan tidak menghasilkan. Jadi, berkat ide Mangkunagoro IV yang akhirnya muncul perkebunan dan juga pabrik-pabrik yang digunakan untuk mengolah hasil perkebunannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya