Soloraya
Kamis, 2 September 2021 - 15:58 WIB

Sejarah Kota Solo, Dulunya Desa Terpencil yang Tenang

Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (20/6/2021) siang. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Kota Solo di Jawa Tengah memiliki sejarah yang panjang. Dulu, Solo dikenal sebagai desa terpencil yang tenang.

Sejarah kuno Kota Solo berawal dari penemuan manusia purba Homo erectus di Sangiran, Kabupaten Sragen. Konon, cikal bakal Kota Solo adalah Desa Sala yang berada di tepi Sungai Solo.

Advertisement

Dikutip dari laman pariwisatasolo.surakarta.go.id, Kamis (2/9/2021), Solo dikenal sebagai desa terpencil dan tenang yang berjarak 10 km dari Kartasura sebagai pusat Kerajaan Mataram hingga 1744.

Baca juga: Catat! Ini Syarat Mahasiswa UNS Solo yang Boleh Ikut Kuliah Tatap Muka

Setelah Kartasura diduduki Belanda pada 1745, Pakubuwono II membangun kembali kerajaannya. Istana Kerajaan Mataram di Kartasura itu dibongkar dan diangkut dalam suatu prosesi ke wilayah Surakarta di tepi Sungai Solo.

Advertisement

Pada 1757 muncul kerajaan saingan yang didirikan di pusat Solo oleh Mangkunagoro. Inilah sebabnya ada dua keraton yang berdiri megah di Kota Solo sampai sekarang.

Baca juga: Menyusuri 2 Terowongan Kuno di Klaten, Apa Isinya?

Peninggalan Kerajaan Mataram terlihat jelas dalam dialek yang dipakai warga Kota Solo. Dialek ini juga dipakai warga di Jogja, Semarang, Pati, Madiun, hingga sebagian wilayah Kediri. Akan tetapi, dialek warga Kota Solo terkenal lebih halus dibandingkan daerah lain.

Advertisement

Kota Solo yang modern kini tidak lagi sepi dan terpencil seperti dulu. Solo menjadi salah satu kota budaya yang tersohor di wilayah Jawa Tengah. Kota Solo juga menjadi pusat perdagangan yang dituju perantau dari berbagai daerah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif