SOLOPOS.COM - Menteri BUMN Erick Thohir, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, KGPAA Mangkunagoro X, GKP Mangkunagoro IX serta Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti duduk satu meja pada soft opening Taman Pracima atau Pracima Tuin di Pura Mangkunegaran, Solo, Sabtu (21/1/2023). (Solopos.com/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO—Kehadiran Taman Pracima atau Pracima Tuin Pura Mangkunegaran Solo dipastikan akan menambah khasanah wisata budaya di Kota Solo.

Tidak hanya dari aspek atau sisi kesenian dan busana, tapi juga aspek kuliner. Sebab sudah sejak dulu, Pura Mangkunegaran Solo menjadi salah satu kiblat kuliner masyarakat Solo. Utamanya sejak era kepemimpinan K.G.P.A.A. Mangkunagoro VII.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sejarawan Solo dan penulis buku Keplek Ilat: Wisata Kuliner Solo, Heri Priyatmoko, mengatakan banyak banget jenis kuliner alat Mangkunegaran. Berdasarkan literasi yang dia baca, di Mangkunegaran banyak dilahirkan jenis-jenis makanan yang khas.

“Ada banyak banget sebenarnya. Kenapa di Mangkunegaran banyak lahir jenis-jenis makanan yang tidak ada di restoran-restoran atau dapur umum, karena Mangkunegaran punya cita rasa tinggi, para penguasanya,” ungkap dia, Senin (23/1/2023).

Heri menjelaskan dalam perjalanan sejarahnya, Pura Mangkunegaran cenderung bersikap terbuka terhadap angin modernisasi, termasuk di bidang kuliner. Banyak jenis makanan Eropa atau dunia barat dan bumbu-bumbunya yang diadopsi.

“Bumbu-bumbu barat, makanan Eropa, banyak tersaji di sini. Itu dampak dari sikap terbuka MN terhadap perkembangan kuliner modern pada zamannya. Jadi tidak melulu kuliner tradisional Jawa, tidak selalu berpikir kolot,” ujar dia antusias.

Majunya perkulineran Mangkunegaran, menurut Heri, tidak lepas dari kepedulian Mangkunagoro terhadap para kokinya, utamanya Mangkonagoro VII. Dia mencontohkan seringnya MN VII mengajak kokinya saat bepergian ke Eropa pakai perahu.

Ketika bepergian itu para koki Mangkunegaran membaur dengan koki-koki dari Eropa di kapal. “Mereka dalam interaksi sosial ini menyerap pengetahuan tentang jenis makanan, bumbu-bumbu Eropa, termasuk cara penyajiannya,” kata dia.

Dengan sokongan kemewahan dan dana yang banyak, Heri menambahkan Mangkunegaran leluasa untuk bereksperimen di bidang kuliner. Mereka bisa mencoba membuat aneka makanan merujuk pengetahuan dan referensi dari dunia Eropa.

Berbagai laporan atau arsip tentang menu kuliner Mangkunegaran sampai sekarang masih tersimpan baik di Reksa Pustaka Mangkunegaran. Ada banyak laporan atau arsip kuliner dari negara-negara Eropa seperti Italia maupuan Prancis.

“Makanan-makanan itu menambah kemeriahan, kemewahan, di meja makan Mangkunegaran. Reksa Pustaka Mangkunegaran itu menyimpan aneka laporan makanan Eropa, seperti dari Italia dan Prancis. Laporan itu dari era MN VII,” urai dia.

Heri mengapresiasi kehadiran Taman Pracima Mangkunegaran yang dilengkapi restoran dengan menu-menu khas Mangkunegaran. Dengan begitu kuliner Mangkunegaran akan bangkit kembali dan menjadi media pembelajaran bagi masyarakat.

“Itu memang harus digencarkan. Sehingga tak hanya melihat kekayaan Mangkunegaran, tapi yang utama pengetahuan kuliner itu akan tertransfer ke publik. Jadi bukan sekedar menyantap, tapi pengetahuan resep agar bisa lestari,” ujar dia.

Pengunjung Taman Pracima Mangkunegaran menyantap mewahnya hidangan kuliner pura sekaligus mendapatkan pengetahuan sejarah, resep, cara pembuatan, dan cara penyajian. “Mangkunegaran bisa menjadi pusat kuliner Solo,” terang dia.

Abdi Dalem Pura Mangkunegaran Solo yang pernah membuat buku kuliner di istana itu, Chrisana, menjelaskan ada tiga kategori kuliner Mangkunegaran, yaitu kuliner untuk jamuan, sajian keluarga Mangkunagoro dan sajian acara Wilujengan.

Santapan sehari-sehari keluarga Mangkunagoro ada beberapa, diantaranya dendeng age dan brubus. Sedangkan sajian saat Wilujengan seperti apam, ketan dan kolak. Di antara menu kuliner ada yang bersifat all in one atau masuk di semua.

Menu tersebut menurut Chrisana yaitu sego liwet. ”Ada juga menu yang all in one untuk tiga kategori itu, yakni sego liwet,” ujar dia via WhatsApp.

K.G.P.A.A. Mangkunagoro X saat soft opening Taman Pracima menyebut ada kuliner yang disiapkan.

Namun, untuk sementara ini baru menu dendeng age dan brubus. Untuk kuliner brubus, menurut dia, merupakan olahan daging yang dibalut sayuran. “Brubus seperti sayuran daging dibalut sayuran. Menu ini favorit Mangkunagoro VII,” urai dia.

Selain brubus, Mangkunagoro X menjelaskan ada menu dendeng age yang sebenarnya sudah lumayan umum di masyarakat. Namun dendeng age yang disajikan di Mangkunegaran hasil dari resep dan olahan yang sangat spesial.

“Kalau dendeng age ini sudah lumayan umum ya, dari turun temurun ada,” kata dia. Mangkunagoro X mengatakan dua menu itu, yakni dendeng age dan brubus disajikan untuk para tamu undangan saat soft opening Taman Pracima.

Ke depan, dia berencana menambah menu kuliner bagi para pengunjung agar bisa menikmati sensasi racikan kuliner legendaris. “Hari ini sementara baru dua menu kuliner yang kami sajikan. Ke depan kami tambah lagi,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya