SOLOPOS.COM - Suasana perayaan Yaa qowiyyu di Lapangan Klampeyan, Jatinom, Klaten, Jumat (3/11/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Puncak tradisi sebaran apam Yaa Qawiyyu bakal digelar di Lapangan Klampeyan, Jatinom, Klaten, Jumat (16/9/2022). Rangkaian kegiatan menyambut tradisi itu sudah dimulai, Kamis (8/9/2022).

Sekretaris dan Narasumber Kesejarahan P3KAG, KRT Moh. Daryanta Rekso Budoyo, dalam tulisannya menjelaskan tradisi Yaa Qawiyyu diambil dari doa Kyahi Ageng Gribig, seorang ulama besar penyebar agama Islam di Jawa Tengah dalam setiap penutup pengajiannya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Embrio tradisi itu bermula ketika Kyahi Ageng Gribig yang baru saja pulang berhaji pada Jumat Pahing, 17 Sapar 1541 Saka atau tahun 1619 Masehi. Seusai Salat Jumat dilanjutkan membaca zikir dan tahlil, Kyahi Ageng Gribig membagikan oleh-oleh berupa apam kepada para santrinya.

Ternyata hidangan yang disajikan kurang. Sementara, tamunya masih banyak yang belum menerima. Nyai Ageng (Raden Ayu Mas Winongan) segera membuat kue apam yang masih dalam keadaan hangat untuk dihidangkan kepada para tamu undangan tersebut.

Majelis pengajian ini sampai sekarang masih berjalan. Setiap tahunnya pada malam Jumat dan menjelang Salat Jumat di pertengahan bulan Safar, doa Kyahi Ageng Gribig selalu dibacakan di hadapan para tamu. Tradisi ini juga sering disebut Saparan karena berlangsung pada bulan Safar.

Baca Juga: Sosok Ki Ageng Gribig dalam Tradisi Sebaran Apam Yaa Qawiyyu Jatinom Klaten

Peringatan Yaa Qawiyyu penuh simbol yang sarat dengan pesan spiritual dan sosial kemasyarakatan. Ditandai dengan penyebaran kue apam, sebuah kue bundar yang terbuat dari tepung beras dengan potongan kelapa di tengahnya.

Kata apam diambil dari Bahasa Arab yakni afwun, bermakna ampunan atau Al Afwu dengan tujuan agar masyarakat selalu memohon ampunan kepada Sang Pencipta. Bentuknya yang bulat memiliki makna agar masyarakat saling bersatu dan tidak berpecah belah.

Pembagian apam diberikan dengan cara disebarkan di atas panggung menara yang bermakna masyarakat harus selalu saling memaafkan satu dengan yang lain. Selain itu, penyusunan gunungan apam yang disusun menurun seperti sate 4-2-4-4-3 menggambarkan  tentang jumlah rakaat dalam Salat Isya, Subuh, Zuhur, Asar, dan Magrib.

Puncak tradisi sebaran apam Yaa Qawiyyu bakal digelar di Lapangan Klampeyan, Jumat (16/9/2022). Rangkaian kegiatan menyambut tradisi itu sudah dimulai, Kamis (8/9/2022).

Baca Juga: Kapan Saparan Sebaran Apam Yaa Qawiyyu Jatinom Klaten

Ada berbagai kegiatan yang digelar guna menyambut puncak tradisi itu. Beberapa kegiatan di antaranya semakan Al Qur’an bil gaib dan khataman, Kamis (8/9/2022) pagi. Pembukaan diisi dengan ziarah, tahlil, zikir, dan doa bersama, Kamis sore. Haul zikir, tahlil, selawat bersama KH Mukhlis Hudaf, Kamis malam.

Kirab seni dan budaya serta penyerahan gunungan apam, Kamis (15/8/2022) sore. Selawat dan doa bersama Habib Syech dan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, Kamis (15/9/2022) malam di Oro-oro Yaa Qawiyyu.

Malam midodareni atau kenduri seni, Kamis (15/9/2022) di Lapangan Klampeyan. Selain itu, ada kegiatan lainnya meliputi seni dan budaya yang digelar di Kecamatan Jatinom dalam rangkaian menyambut tradisi sebaran apam Yaa Qawiyyu.

Sebagaimana diketahui, sebaran apam Yaa Qawiyyu di Jatinom menjadi tradisi tahunan dan masih terawat hingga kini berumur empat abad. Apam yang disebarkan merupakan sedekah dari warga.

Baca Juga: Ini Resep Apem Yaa Qowiyyu Jatinom Klaten, Bisa Tahan hingga Seminggu

Tak hanya warga Kecamatan Jatinom, apam berasal dari sedekah warga berbagai daerah hingga luar negeri. Hal itu berkaca pada pengalaman sebaran apam 2019.

Ketua I Pengelola Pelestari Peninggalan Kyahi Ageng Gribig (P3KAG), Eko Susanto, menjelaskan berat apam yang disebar di tahun 2019 diperkirakan mencapai lebih dari 6 ton.

“Itu sedekah dari masyarakat. Tidak hanya Jatinom. Ada yang dari luar kota, luar pulau, bahkan luar negeri,” kata Eko saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (7/9/2022).

Eko mengatakan ada warga dari luar kota seperti Kalimantan dan Manado yang memberikan sedekah apam. Ada pula warga luar negeri yang datang menyerahkan sedekah apam seperti dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, hingga Qatar.

Baca Juga: H-1 Sebaran Apam Yaa Qawiyyu, Habib Syech Selawatan di Jatinom Klaten

“Mereka datang menyerahkan. Saat ada yang datang menyerahkan sedekah apam, selalu kami tanya dari mana, atas nama siapa kemudian didoakan. Apamnya apakah bikin sendiri atau dari mana kami tidak tahu. Mungkin ada saudara yang di sini dan mereka menyempatkan pulang,” jelas Eko.

Eko belum bisa memastikan berapa banyak berat apam yang bakal dibagikan saat perayaan tradisi tahun ini. Pun halnya dengan asal warga yang bersedekah apam.

Pasalnya, sedekah biasanya disampaikan secara dadakan menjelang puncak tradisi sebaran apam Yaa Qawiyyu. Apalagi, tahun ini tradisi Yaa Qawiyyu kembali digelar seperti kondisi normal setelah dua tahun digelar secara terbatas gara-gara pandemi Covid-19.



Terkait penyelenggaraan tradisi sebaran apam Yaa Qawiyyu selama 2020-2021, Eko menjelaskan tradisi tetap berjalan. Namun, rangkaian dibuat secara sederhana dan terbatas guna mencegah persebaran Covid-19.

Baca Juga: Simbol Kesejahteraan Ritual Yaa Qawiyyu Ki Ageng Gribig

“Walau dilaksanakan secara mikro, paket rangkaian pokok tetap ada. Jadi, tidak ditiadakan. Ada rangkaian serah terima gunungan, ada kegiatan andum apam. Tetapi biasanya membagikan dengan mengundang. Tahun kemarin andum apam dilakukan melalui 116 driver ojek online. Tahun kemarin hampir 12.000 keping apam menggunakan dua operator ojek online. Untuk tahun ini kembali normal,” jelas dia.

Sementara itu, kawasan Lapangan Klampeyan, tempat sebaran apam terus bersolek. Sejumlah pekerja selama beberapa hari terakhir melakukan pengecatan serta pembenahan menara untuk sebaran apam.

Ada dua menara di lapangan tersebut yang dicat lagi dengan kombinasi warna hijau, kuning, dan merah. Menara memiliki panjang dan lebar masing-masing 3 meter x 3 meter dengan tinggi tempat para santri membagikan apam sekitar 6 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya