SOLOPOS.COM - Anak-anak Sanggar Seni Sekar Jagad tampil dalam acara Sekar Jagad Gamelan Festival TNI Manunggal Budaya di Dusun Kotakan, Desa Bakalan, Kecamatan Sukoharjo, Sabtu (7/7/2012). (Foto: Dian Dewi Purnamasari)

Anak-anak Sanggar Seni Sekar Jagad tampil dalam acara Sekar Jagad Gamelan Festival TNI Manunggal Budaya di Dusun Kotakan, Desa Bakalan, Kecamatan Sukoharjo, Sabtu (7/7/2012). (Foto: Dian Dewi Purnamasari)

SUKOHARJO--Irama nada gamelan terdengar meninggi di halaman Sanggar Seni Sekar Jagad, Sabtu (7/7/2012). Para sinden pun semakin bersemangat menyanyikan lagu pengiring. Satu demi satu warga Desa Bakalan, Kecamatan Polokarto maju ke panggung.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Meski berdesak-desakan, puluhan warga membaur dengan anggota Kodim 0726 Sukoharjo, Polres Sukoharjo serta beberapa pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lainnya. Tanpa rasa canggung, mereka menari diiringi irama gamelan dan alunan lagu Lancaran Gugur Gunung dan Lancaran Serayu. Semakin lama, semakin banyak warga yang memadati panggung. Irama gamelan seperti menjadi magnet tersendiri bagi mereka.

Acara pembukaan Sekar Jagad Gamelan Festival TNI Manunggal Budaya, Lestari Alamku Lestari Budayaku berlangsung meriah. Anak-anak Sanggar Seni Sekar Jagad terlebih dahulu tampil. Mereka membawakan beberapa lagu di antaranya Serayu, Suwe Ora Jamu dan Sego Thiwul.

Grup gamelan TNI tak mau ketinggalan. Sekitar 30 anggota gabungan TNI menyuguhkan lagu Sukoharjo Makmur dan Lestari Alamku, Lestari Budayaku.
Komandan Kodim (Dandim) 0726 Sukoharjo, Letnan Kolonel (Inf), Jimmy Ramoz Manalu, mengatakan budaya bisa menciptakan ketahanan dan keamanan. “Selama ini Sukoharjo dikenal dengan 2T dan 1J, tekstil, teroris dan jamu. Sekarang bisa ditambahkan satu lagi kebudayaan,” ujar dia kepada para tamu undangan dan warga.

Jimmy mengatakan ide awal festival tersebut adalah keprihatinan terhadap klaim gamelan oleh Malaysia beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, warga Sukoharjo sebagai Sound of Gamelan harus melestarikan budaya tersebut. Kebudayaan busa menjadi alat perekat bangsa, simbol dan pembangkit semangat. Acara itu diselenggarakan untuk membangkitkan euforia masyarakat sebagai pelaku kebudayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya