SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pemasangan wahana permainan Sekaten 2015 di halaman Benteng Vastenburg, Solo, Selasa (15/12/2015). Pemkot Solo meminta wahana permainan Sekaten 2015 dipindahkan ke Alun-alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat karena tidak mengantongi izin resmi penyelenggaraan keramaian publik. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Sekaten 2015 sejumlah pedagang terpaksa berjualan di sisi luar pagar Alun-alun Utara.

Solopos.com, SOLO—Sejumlah pedagang tradisional di arena sekaten di luar pagar Alun-Alun Utara mengaku omzet mereka turun dibandingkan tahun lalu. Meski demikian mereka mengaku pasrah dengan kondisi tersebut.
Pedagang sekaten tahun ini terpaksa berjualan di sisi luar pagar utara, timur dan barat karena di dalam Alun-alun Utara digunakan sebagai pasar darurat (Pasar Klewer).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sedangkan arena permainan berada di kawasan Benteng Vastenberg yang berjarak sekitar 150 meter dari alun-alun. Kondisi ini menyebabkan konsentrasi pengunjung terpecah dan memengaruhi jumlah calon pembeli.

Para pedagang sekaten mengaku arena permainan merupakan salah satu magnet pengunjung sekaten. Ketika lokasi arena ini dipisah dapat memengaruhi usaha mereka.
Ny Sugiyanto, pedagang jenang alot mengaku pada sekaten tahun lalu dia dapat memperoleh omzet hingga Rp2 juta per hari. Namun sekaten tahun ini yang sudah berlangsung sekitar sepekan omzetnya belum memaskan.

“Tahun-tahun sebelumnya bisa sampai Rp2 juta per hari dari pagi sampai malam. Tapi sekarang Rp200.000 saja susah,” kata pedagang asal Wates ini saat dijumpai solopos.com, Sabtu (19/12/2015).

Pedagang lain, Suyanto mengatakan hal senada dengan Ny Sugiyanto. Selain karena lokasi mereka terpisah dengan arena permainan, posisi lapak yang berbatasan langsung dengan jalan raya membuat pembeli kurang nyaman berbelanja. Pedagang gerabah asal Jepara ini mengaku calon pembeli seperti terburu-buru karena khawatir terserempet kendaraan yang melintas di jalan itu. Kondisi ini menyebabkan proses tawar-menawar sering tidak berujung transaksi.

“Kalau mau mampir mereka itu sepertinya ingin cepat-cepat pergi sehingga enggak jadi beli,” kata laki-laki yang sudah lama menjadi pedagang sekaten tersebut.

Ditemui terpisah, salah satu pedagang vas dan bunga plastik mengatakan sepinya pembeli disebabkan tidak adanya akses pejalan kaki. Para calon pembeli harus berjalan di badan jalan yang lalu lintas kendaraannya sangat ramai.

“Mereka mungkin takut ya kalau mau lama-lama di sini. Jadi kebanyakan hanya lihat-lihat sambil terus berjalan, jarang yang mampir. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu saat berjualan di dalam, jauh sekali [turun] pendapatannya,” kata laki-laki bertopi yang enggan disebutkan jati dirinya ini.

Pada sisi lain, para pedagang itu mengaku pasrah dengan kondisi tersebut. Mereka hanya berharap pembangunan kembali Pasar Klewer dapat berjalan cepat dan lancar sehingga pedagang Pasar Klewer dapat segera kembali ke pasar mereka.

Sehingga, pedagang tradisional sekaten ini juga dapat kembali berjualan di dalam Alun-Alun Utara dan omzet mereka diharapkan kembali normal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya