SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pemasangan wahana permainan Sekaten 2015 di halaman Benteng Vastenburg, Solo, Selasa (15/12/2015). Pemkot Solo meminta wahana permainan Sekaten 2015 dipindahkan ke Alun-alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat karena tidak mengantongi izin resmi penyelenggaraan keramaian publik. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Sekaten 2015, pedagang memilih bertahan di Benteng Vastenburg.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pedagang maleman Sekaten 2015 yang kadung menempati pelataran sebelah barat Benteng Vastenburg menolak dipindah. Pedagang menyebut usulan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memindah pedagang ke Alun-alun Selatan tidak masuk akal.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Salah seorang pedagang pakaian yang sudah membuka lapak di Benteng Vastenburg, Peter, mengatakan Pemkot Solo terlambat melarang pedagang maleman Sekaten 2015.

“Harusnya dari dulu sebelum kami buka lapak di sini. Tidak sekarang setelah tenda dan wahana terpasang. Besok gamelan sudah turun [di Masjid Agung]. Mana mungkin kami pindah? Tidak masuk akal,” keluhnya saat ditemui Solopos.com, Rabu (16/12/2015).

Pedagang asal Sangkrah ini menyebutkan ratusan pedagang yang menempati lahan yang biasa dimanfaatkan untuk areal parkir mobil tersebut rata-rata sudah merampungkan 75% persiapan untuk menyemarakkan agenda tahunan peringatan Maulud Nabi itu.

“Ini sudah 75% jalan dan tinggal pembukaan. Kasihan pedagang yang sudah usung-usung ke sini. Mereka tidak cuma dari Solo. Tapi ada yang dari Demak, Jepara, Wonogiri,” bebernya.

Sebelum akhirnya membuka dhasaran di pelataran Benteng Vastenburg, menurut Peter, pedagang maleman sudah menunggu kepastian selama dua pekan lebih sampai akhirnya diberi lampu hijau oleh Keraton Solo untuk berjualan di kompleks bangunan cagar budaya (BCB) tersebut.

“Keraton sudah memberikan lampu hijau makanya kami berani ke sini. Pemkot ditunggu-tunggu tidak segera memberikan jawaban. Padahal selama menunggu, kami juga harus memberikan makan kepada pegawai. Ini baru mau membuka, sudah disuruh pindah,” ujar dia.

Pengelola wahana Berkah Ria, Sinung H., mengatakan untuk pindah ke lokasi baru selain membutuhkan waktu juga memerlukan ongkos transportasi yang tidak sedikit.  “Saya butuh 20 truk untuk angkut-angkut wahana ke sini. Kalau pihak swasta menyuruh pindah biasanya memberikan kompensasi, pemerintah mau tidak?” tanyanya.

Sinung menyarankan Pemkot Solo meninjau ulang kebijakannya melarang penyelenggaraan maleman Sekaten 2015 di Benteng Vastenburg.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Suharto menyebut pedagang maleman Sekaten 2015 yang membuka lapak di pelataran Benteng Vastenburg ilegal. Pemkot belum mengeluarkan izin keramaian untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya