Solopos.com, SOLO–Kota Solo memiliki keunikan yang tidak ada duanya dari daerah lainnya dengan kekhasan bekas kerajaan dan memiliki irisan kepentingan yang beragam.
Sebagai warga Solo sekaligus Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkungan Pemkot Solo, Sekda Solo Ahyani memiliki tantangan sendiri untuk membangun kotanya.
Bapak satu anak itu mengabdi sebagai ASN lingkungan Pemkot Solo sejak 1990 dengan mengawali sebagai Staf Sie Tata Ruang & Tata Guna Tanah Bappeda Kota Solo. Ahyani kerap melakukan studi banding ke berbagai daerah hingga ke luar negeri.
“Keunikan Kota Solo itu tidak ada duanya, Kota Solo bekas kerajaan dan irisan kepentingan Kota Solo sangat beragam. Mulai dari kepentingan politis hingga kepentingan bisnis, beda dengan kota lain,” kata dia, Jumat (20/10/2023) malam.
Ahyani mengambil contoh Kota Bandung yang tumbuh berdasarkan kreativitas yang didukung dunia pendidikan. Sama dengan Bandung, Kota Solo memiliki banyak lembaga pendidikan.
“Tapi ternyata justru yang membentuk Kota Solo bukan didominasi dunia pendidikan, namun dari masyarakatnya, budayanya, kemudian folklore-nya. Solo istilahnya bukan kota yang terlalu akademis tapi bisa maju karena masyarakatnya,” jelas dia.
Menurut dia, kolaborasi masyarakat yang kuat, namun tidak mengabaikan sifat teoritis membuat konsep pentahelix atau multipihak di Solo bisa seimbang. Adapun Ahyani merupakan warga Solo yang semula bercita-cita menjadi guru.
Namun, kondisi lingkungan membuat dia menempuh pendidikan program studi S1 Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret (UNS) sampai lulus 1988. Ahyani melihat tenaga tukang di sekitarnya hanya membuat bangunan dengan konsep itu-itu saja.
“Saya tertarik arsitektur sangat luas tidak hanya banguan itu-itu saja. Arsitek itu kan ruang kegiatan, ruang kegiatan kan macam-macam, sekarang konteks terminologi arsitektur jadi lebih luas lagi. Dunia arsitek tak sekadar bangunan,” jelas dia.
Awal bekerja pada pemerintahan setelah lulus kuliah, anak keenam dari delapan bersaudara itu juga mencari sumber penghasilan lainnya sebagai arsitektur, antara lain dengan mendesain ruang publik.
Ahyani kali pertama menjadi kepala dinas pada era Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) dengan jabatan Kepala Dinas Tata Ruang Kota Solo 2011-2013, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Solo 2013-2015.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Solo 2015 – 2016, Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Solo 2017 – 21 Maret 2019, Plt Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Solo 1 Mei 2018 sampai 10 Juli 2018.
Ahyani berada di puncak karier ASN sebagai Sekretaris Daerah Kota Solo 22 Maret 2019 sampai 1 Desember 2023. Ahyani menjadi Sekda Solo pada era Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Ahyani, tantangan terbesar sebagai Sekda Solo adalah menyatukan semua pihak menjadi tim kerja karena pemerintah daerah meliputi semua aspek kehidupan.
“Yang paling menantang itu mengkolaborasikan kepentingan menjadi satu tim, bisa diajak melaksanakan visi misi Wali Kota,” jelasnya.
Konsep pentahelix yang seimbang menjadikan Pemkot Solo meraih berbagai penghargaan selama Ahyani menjadi Sekda Solo, antara lain Pemkot Solo menerima Harmony Award dari Kementerian Agama sebagai apresiasi dalam mewujudkan kerukunan umat beragama pada peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke- 75.
Selanjutnya Pemkot Solo mendapatkan penghargaan Anugerah Meritokrasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara atas keberhasilannya menerapkan sistem merit dalam manajemen ASN dengan predikat baik.
Tak hanya Pemkot Solo, Sekda Solo turut mendapatkan penghargaan, antara lain Ahyani berhasil meraih penghargaan Asosiasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Askompsi) Digital Leadership Government (ADGL) 2023.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi dalam mengimplementasikan digitalisasi pemerintahan melalui berbagai program unggulan, seperti Sistem Penyelenggaraan Badan Layanan Umum Daerah (Spbe), Satu Data Indonesia, Smart Province, dan Smart City.
Pensiun per 1 Desember 2023 tidak membuat langkah Ahyani berkontribusi untuk Kota Solo berhenti, Ahyani berencana lebih aktif pada bidang sosial.
“Setelah ini saya lebih bebas mau berkreasi apapun, lebih leluasa di dunia lain. Alhamdulilah dunia sosial jik payu,” paparnya.
Salah satu kegiatan sosial Ahyani adalah menjadi salah satu pengurus Masjid Sheikh Zayed. Ahyani bakal lebih aktif menjadi pengurus masjid hibah dari Uni Emirat Arab (UEA) tersebut.
“Saya dapat amanah sebagai pengurus Masjid Zayed, namun sekarang belum begitu aktif. Nanti bisa saja lebih banyak mengembangkan di sana, pelayanan kan belum maksimal. Kenyamanan masyarakat dan kenyaman pengunjung banyak yang perlu ditingkatkan lagi,” jelasnya.
Nama : Ahyani
Tempat/ Tanggal Lahir : Solo, 23 November 1963
Istri: Endang Dwiati Ahyani, 64
Anak: Jyesta Pinanigas, 25
Pendidikan Formal
SD : SD Muhammadiyah 3 Nusukan Lulus 1975
SMP : SMP Al Islam 1 Surakarta Lulus 1979
SMA : SMAN 2 Surakarta Lulus 1982
S1 : S1 Teknik Arsitektur UNS Lulus 1988
S2 : S2 Manajemen Perkotaan IHS – Erasmus Universiteit Rotterdam Belanda Lulus 2000
Riwayat Pekerjaan
Sumber: Pemkot Solo. (yup)