Soloraya
Minggu, 2 Januari 2022 - 19:52 WIB

Sekdes di Sragen Babak Belur Dianiaya Ayah Sang Pacar, Begini Ceritanya

Wahyu Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - IWK, 33, menjalani rawat inap di RS Umum Islam Yakssi Gemolong, Sragen, Kamis (30/12/2021). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Seorang sekretaris desa atau sekdes di Sragen, IWK, 33, babak belur dianiaya ayah dari kekasihnya. Akibatnya ia mengalami luka dan harus menjalani perawatan di rumah selama beberapa hari.

Informasi yang diperoleh Solopos.com, peristiwa itu terjadi pada Senin (27/12/2021) dini hari. Awalnya, IWK makan nasi goreng di warung pada Minggu (26/12/2021) sekitar tengah malam. IWK menyantap nasi goreng sambil chatting dengan sang kekasih yang sedang melakukan perjalanan pulang dari mengantarkan kerabatnya berobat.

Advertisement

Kekasihnya merupakan warga Mondokan, Sragen, berinsial D, 19. Karena lapar, D meminta IWK membelikannya nasi goreng. IWK pun bertemu kekasihnya di jalan sekitar pukul 01.00 WIB atau Senin dini hari

Ia menyerahkan nasi goreng dari mobil kepada D. Namun bapak D, TY, 42, yang mengendarai sepeda motor memergoki keduanya. Usut punya usut, TY rupanya tidak menyetujui hubungan IWK dengan D yang sudah berlangsung selama enam bulan. Namun mereka tetap berpacaran diam-diam.

Advertisement

Ia menyerahkan nasi goreng dari mobil kepada D. Namun bapak D, TY, 42, yang mengendarai sepeda motor memergoki keduanya. Usut punya usut, TY rupanya tidak menyetujui hubungan IWK dengan D yang sudah berlangsung selama enam bulan. Namun mereka tetap berpacaran diam-diam.

Baca Juga: Tukang Becak di Sambungmacan Sragen Meninggal Tertabrak Motor

Sekdes di Sragen yang kemudian dianiaya itu menyadari kehadiran TY kaget dan langsung tancap gas untuk pulang ke rumahnya. Namun, TY menyusul IWK dengan mengendarai mobil bersama tiga orang lain. Warga Mondokan tersebut menelepon IWK untuk memastikan IWK ada di rumahnya.

Advertisement

Mobil berhenti kemudian IWK menghampiri TY. Tanpa peringatan, TY memukul IWK dan mengatakan ia pasti sudah menghabisi IWK jika sekdes itu tidak kabur saat tepergok bertemu D. TY memukul sambil mengomel.

IWK tidak membalas pukulan tersebut yang mengakibatkan telinga kiri bengkak, pelipis kanan memar dan berdarah. Begitu pula hidung dan kening IWK juga mengeluarkan darah. Teman yang diajak IWK dihalang-halangi oleh tiga orang yang dibawa TY.

Baca Juga: Pengunjung PKL Kartini Sragen Bubar Jelang Pergantian Tahun, Kenapa?

Advertisement

Main Hakim Sendiri

Sekdes salah satu desa di Sragen itu pun dianiaya sampai terjatuh. Setelah itu, IWK dibawa pulang oleh temannya dan dibersihkan lukanya. Kakak IWK, AI, 40, kaget mendapati mendapati kondisi adiknya yang babak belur pagi harinya.

Ia pun membawa IWK periksa kesehatan ke RS Kasih Ibu Solo dan sampai rumah pukul 22.00 WIB. AI mengompres bagian yang luka IWK namun adiknya mual-mual dan merasakan sakit di mata. IWK kemudian dibawa ke Puskesmas terdekat sekitar pukul 01.00 WIB namun ditolak dan lanjut ke RS Umum Islam Yakssi Gemolong malam itu juga.

AI juga membuat aduan ke polisi. Ia mengatakan tidak terima perlakuan TY dan orang-orangnya yang main hakim sendiri sehingga merugikan adiknya. Seharusnya hubungan asmara yang tidak disetujui dibicarakan baik-baik dan tidak melakukan penganiayaan.

Advertisement

Baca Juga: Bukan Oleh Dinas, Gunung Kemukus akan Dikelola Pihak Ini

Menurutnya, TY dan orang-orangnya harus dijerat hukum sesuai porsinya. Mereka telah menculik adiknya, mengancam, dan menganiaya. “Kalau enggak ada perencanaan enggak mungkin dia [TY] bawa orang. Salah satu orang yang dibawa merupakan orang Desa Jono. Rumahnya jauh,” paparnya.

AI mengatakan TY tidak merestui IWK pacaran dengan D karena IWK seorang duda dengan selisih usia yang terpaut jauh dari D. Namun, perbuatan main hakim sendiri tidak dibenarkan di negara hukum.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif