SOLOPOS.COM - BERBAHAYA -- Siswa SDN Klaten 4 tampak belajar di salah satu ruang kelas yang bagian plafonnya disangga sejumlah bambu, Kamis (2/2/2012). Kondisi ini mengancam keselamatan para siswa jika atap yang disangga itu mengalami kerusakan lebih parah dan runtuh. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

BERBAHAYA -- Siswa SDN Klaten 4 tampak belajar di salah satu ruang kelas yang bagian plafonnya disangga sejumlah bambu, Kamis (2/2/2012). Kondisi ini mengancam keselamatan para siswa jika atap yang disangga itu mengalami kerusakan lebih parah dan runtuh. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

KLATEN – Sekolah itu tampak bagus jika dilihat dari bagian depan. Lapisan keramik yang menempel pada lantai dan dindingnya menambah kesan dan nyaman bagi siswa yang belajar di dalamnya. Namun, kesan indah itu langsung sirna tatkala Espos melongok lebih dalam kondisi ruang kelas SDN Klaten 4, Kamis (2/2/2012).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sekolah itu berada di pusat perkotaan tepatnya di Kampung Sekolekan, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten. Tak jauh dari sekolah itu, berdiri bangunan-bangunan megah berupa pusat perbelanjaan, kantor perusahaan, dan lain-lain. Pemandangan di luar tampak kontras dengan kondisi tiga ruang kelas SDN 4 Klaten.

Bagian atap tiga ruang kelas itu disangga oleh sejumlah bambu karena kondisinya sudah lapuk termakan usia. “Khusus ruang kelas IV kondisi atapnya paling parah sehingga kami harus memindah tempat kegiatan belajar mengajar (KBM) ke ruang kelas II. Sementara siswa kelas II terpaksa masuk siang hari, bergantian ruang dengan siswa kelas I,” ujar guru Pendidikan Agama, Suyatna saat ditemui di SDN 4 Klaten. Sementara siswa kelas V dan VI masih menempati ruang kelas dengan kondisi yang memprihatinkan. Di sinilah, 49 siswa kelas V dan 48 siswa kelas VI belajar di bawah ancaman bahaya. Ancaman runtuhnya kelas bisa datang sewaktu-waktu jika tiang bambu itu tak mampu menopang atap yang sudah lapuk.

“Kalau ada ruang lain, kami pasti memindah tempat KBM siswa kelas V dan VI. Rencananya, kami akan menggunakan gedung PKK dan pendapa RW untuk menggelar KBM. Tetapi, kami belum membicarakan itu kepada warga setempat,” tutur Suyatna. Bangunan SDN 4 Klaten sudah berusia sekitar 30 tahun. Sejak saat itu, tidak ada renovasi bangunan secara menyeluruh. Renovasi yang sudah dilakukan sebagian yakni meliputi pemasangan lapisan keramik pada lantai dan sebagian dindingnya.

“Kami baru mengetahui bagian atap ruang kelas sudah lapuk ketika kami membongkar eternit pada awal musim hujan lalu. Oleh sebab itu kami memasang tiang-tiang bambu itu untuk menyangga atap,” terang Suyatna. Dinda, 9, salah seorang siswa SDN 4 Klaten berharap bangunan sekolahnya bisa segera diperbaiki. Dia mengaku khawatir sekolahnya roboh jika kerusakannya tidak segera diperbaiki. “Kalau roboh, kami tak bisa belajar di dalam kelas,” katanya.

SDN 4 Klaten merupakan satu dari sekian sekolah yang memiliki ruang kelas dalam kondisi rusak parah. Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten menyatakan sebanyak 667 ruang kelas SD, SMP, negeri, swasta, dan sederajat di Kabupaten Klaten mengalami rusak berat. Ke-667 ruang kelas tersebut terdiri atas 550 ruang kelas SD, MI, SDLB, dan 117 ruang kelas SMP, MTs, SMPLB. “Setelah kami cek, ada kerusakan serius pada atap, dinding, dan lantai ruang kelas. Kondisinya sudah keropos dan mengkhawatirkan mengganggu proses KBM,” tutur Kasi Sarana dan Prasarana Bidang Pendidikan Dasar pada Disdik Klaten, Sudirno.

JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya