SOLOPOS.COM - Petani di Desa Sawahan, Kecamatan Juwiring menggelar tradisi Wiwitan mengawali panen raya padi rajalele di demplot atau lahan percontohan pendampingan dari Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Klaten, Kamis (30/9/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com Stories

Solopos.com, KLATEN – Hasil Sensus Pertanian (ST) 2023 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Klaten menunjukkan realita yang cukup memprihatinkan, terutama terkait regenerasi petani yang berjalan lambat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Berdasarkan hasil ST 2023, jumlah petani di Klaten sebanyak 109.415 orang. Jumlah itu menurun 24,24 persen dibandingkan ST 2013 yang tercatat sebanyak 144.414 petani.

Dari hasil ST 2023, petani pada kelompok umur 45 tahun mendominasi. Sementara jumlah petani milenial kelompok umur 19-39 tahun di Klaten tercatat sebanyak 11.236 orang atau 10,27 persen. Masih jauh dari harapan.

Jika dibandingkan ST 2013, ada tren peningkatan proporsi pengelola pertanian perorangan usia lebih dari 55 tahun. Untuk kelompok umur 45-54 tahun menunjukkan tren menurun dibadingkan ST 2013 dari 27,36 persen menjadi 25,27 persen pada ST 2023.

Namun, pada kelompok umur 55-64 tahun, persentase pengelola pertanian perorangan meningkat dibandingkan ST 2013 yakni dari 25,95 persen menjadi 29,88 persen pada ST 2023.

Begitu pula dengan kelompok umur 65 tahun ke atas. Persentase pengelola pertanian perorangan kelompok umur itu meningkat dibanding ST 2013 dari 23,64 persen dan 25,04 persen pada ST 2023. Dari data itu, terlihat petani di Klaten semakin menua.

Di sisi lain, proses regenerasi atau pertambahan jumlah kelompok petani muda belum bisa mengimbangi penuaan tersebut. Karena itu diperlukan upaya regenerasi petani untuk terus didengungkan di Klaten. Tujuannya agar ketahanan pangan di masa mendatang tetap terjaga.

Hal itu disadari betul oleh Komunitas Petani Muda Klaten (KPMK) yang sejak terbentuk pada 2021 silam, konsisten menggelar program-program yang ditujukan untuk menumbuhkan minat pemuda Klaten untuk bertani.

3 Program Utama KPMK

Komunitas itu juga menjadi wadah para pemuda yang sebelumnya sudah intens menggeluti usaha di dunia pertanian. KPMK selama ini memiliki sejumlah program untuk menarik minat usia muda di dunia pertanian.

regenerasi petani klaten
Komunitas Petani Muda Klaten dan mahasiswa Polbangtan Klaten membahas kurikulum sekolah taruna tani muda pada September 2023 lalu. (Istimewa/Komunitas Petani Muda Klaten)

Ada tiga kegiatan utama yakni ngobrol pertanian atau Ngoper sebagai langkah awal untuk edukasi ke masyarakat umum. Kemudian atraksi atau praktik langsung dari teori yang diperoleh saat Ngoper. Program ketiga yakni Ngaji Tani sebagai bentuk monitoring dan evaluasi.

Belakangan, komunitas ini juga menyiapkan program baru. Menggandeng berbagai pihak, komunitas menyiapkan pelatihan dengan menyasar petani hijau alias petani usia muda maupun kelompok muda yang tertarik di bidang pertanian tapi tak punya pengalaman.

“Saat ini komunitas melalui ketuanya intens berkomunikasi dengan instansi terkait untuk bisa mengadakan pelatihan dengan sasaran petani yang benar-benar muda,” kata Pembina Utama KPMK, Yusuf Murdani, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (18/12/2023).

Pelatihan itu nantinya diberi nama Sekolah Taruna Tani Muda. KPMK bersama mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) asal Klaten sedang menyusun kurikulum sebelum program itu diluncurkan.

Pelatihan yang diberikan mulai dari teori, praktik, hingga pendampingan. Pola pendampingan dilakukan hingga para petani muda itu bisa mandiri.

“Sasaran dari pelatihan mulai usia 15 tahun atau anak sekolah hingga usia 24 tahun yang merupakan usia mahasiswa atau untuk masyarakat umum. Untuk pelatihnya nanti kami menggandeng praktisi-praktisi petani di Klaten dan dari lulusan atau pun alumni Bapeltan [Balai Pelatihan Pertanian],” ungkap Yusuf.

Ide meluncurkan Sekolah Taruna Tani Muda itu berawal dari diskusi KPMK dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Klaten sebelum pandemi Covid-19 atau sekitar 2019. Saat itu, DKPP menyampaikan ada program taruna tani muda. Komunitas menangkap ide itu menjadi program unggulan.

Cita-cita Lahirkan 1.000 Petani Muda

Ide itu selaras dengan visi komunitas yakni melahirkan 1.000 petani muda yang keren orangnya, sukses programnya, kaya hasilnya. “Maka Sekolah Taruna Tani Muda ini bertujuan melahirkan generasi petani muda yang memiliki kompetensi unggul dan andal dalam bidang pertanian,” kata Yusuf.

KPMK kini beranggotakan lebih dari 300 orang dan memiliki enam basecamp yang tersebar di enam kecamatan yakni Tulung, Jatinom, Karanganom, Polanharjo, Cawas, dan Prambanan.

Secara intens komunitas menggelar diskusi hingga pelatihan, salah satunya pembuatan pupuk organik, dan kegiatan lain termasuk membikin pasar tani dengan membuka lapak di area Car Free Day (CFD) Klaten.

Kepala DKPP Klaten, Widiyanti, mendukung rencana komunitas membikin program pelatihan yang nantinya bernama Sekolah Taruna Muda Tani itu. Pelatihan itu bisa menjadi tempat untuk meningkatkan kapasitas petani maupun menarik minat kalangan muda terjun di dunia pertanian.

petani muda klaten regenerasi
Afriana Putri Chajatiningrum, 21, petani muda di Klaten, Jawa Tengah saat menyemprotkan pupuk cair organik di lahan pertanian yang dikembangkan untuk budi daya beras merah wangi. (Istimewa)

Widiyanti mengatakan isu regenerasi petani tersendat menjadi permasalahan di mana-mana, tak terkecuali di Klaten. Salah satu penyebab lantaran masih ada persepsi masyarakat bahwa bertani hanya berkutat dengan panas dan tanah liat serta memiliki pend+apatan kecil.

Widiyanti optimistis munculnya KPMK dengan gagasan Sekolah Taruna Tani Muda menjadi harapan menumbuhkan generasi-generasi penerus penyangga tatanan negara Indonesia di Kabupaten Klaten. Komunitas yang rutin menggelar berbagai program itu mulai menarik minat kalangan muda terjun dan bangga menjadi petani.

“Harapan kami komunitas mampu memberikan motivasi agar anak-anak muda mau menggeluti usaha pertanian. Bertani itu tidak selalu berurusan dengan tanah liat. Pendapatannya juga tidak kalah dibandingkan mereka yang bekerja di pabrik,” kata dia.



“Ini sudah terbukti dari apa yang dilakukan anggota komunitas yang mereka bisa melihat peluang dan mampu memperoleh pendapatan tinggi dari aktivitas bertani,” imbuhnya.

Mengenai Komunitas Petani Muda Klaten (KPMK), berdasarkan catatan Solopos.com, dibentuk bermula dari diskusi empat orang pada pertengahan tahun 2020 lalu.

Contoh Petani Muda Sukses

Mereka memiliki keresahan yang sama, yakni mengurai permasalahan kompleks di bidang pertanian. Salah satunya soal regenerai petani di Klaten. Mayoritas petani berumur di atas 50 tahun.

“Kemudian kami kampanye keliling wilayah-wilayah. Ternyata di daerah yang berbeda memiliki keresahan yang sama. Termasuk, tidak ada wadah untuk berkomunikasi. Akhirnya terbentuk komunitas ini,” kata Ketua Komunitas Petani Muda Klaten, Afif Amrizal Basri, saat diwawancarai Solopos.com, pada 2022 lalu.

Hingga akhir Agustus 2021, terbentuk lah komunitas tersebut. Seiring perkembangannya, minat kalangan milenial pada dunia pertanian bertambah. Hal itu dibuktikan jumlah anggota komunitas yang terus bertambah hingga mencapai ratusan orang.

Afif menjelaskan ratusan petani muda yang bergabung pada komunitas itu tak hanya bergerak di bidang tanaman pangan. Ada yang bergerak di bidang hortikultura, peternakan, pascapanen, dan lain-lain.

Selain sudah menjalankan usaha bidang pertanian, ada pula petani muda yang baru mulai mengenal dan tertarik pada bidang pertanian. Komunitas itu terbuka bagi siapapun yang tertarik pada bidang pertanian maupun peternakan.

“Terutama anak-anak muda yang memiliki ketertarikan pada bidang pertanian. Apa pun background [latar belakang] mereka,” jelas Afif.

Dia mencontohkan sejumlah petani muda Klaten yang sukses dan bergabung dalam komunitas. Seperti, petani muda asal Jatinom yang sukses di bidang perkebunan.

Ada pula petani hortikultura asal Bayat yang sukses budi daya melon kualitas premium. “Kami akan buat klasterisasi untuk mengidentifikasi masing-masing bergerak pada bidang apa,” tutur dia.

Afif berharap pendampingan dari berbagai stakeholder bisa terus dilakukan. Seperti, regenerai petani dan pendampingan dari sisi penerapan teknologi. “Goal-nya nanti kesejahteraan petani,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya