SOLOPOS.COM - Angota keluarga Sukarno alias Bekur duduk di depan rumah mereka di Kradenan, Trucuk, Klaten, Sabtu (31/12/2016). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

KPK menangkap delapan orang saat OTT di Klaten, termasuk Bupati Klaten, Sri Hartini.

Solopos.com, KLATEN — Satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap delapan orang dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Klaten, Jumat (30/12/2016) lalu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Selain Bupati Klaten Sri Hartini, mereka yang juga ditangkap adalah Sukarno alias Bekur dari kalangan swasta, Kepala Seksi (Kasi) SMP Disdik Klaten Suramlan, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Klaten Bambang Teguh, Kepala Bidang (Kabid) Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Klaten, Slamet, Ajudan Bupati Klaten Nina Puspitarini, pegawai honorer Panca Wardhana, dan satu orang lagi dari kalangan swasta, Sunarso.

Satgas KPK juga sempat menyegel mobil Toyota Innova berpelat nomor AD 100 C yang biasa digunakan bupati di rumdin bupati, Jumat lalu. Tak jauh dari mobil itu, terdapat mobil Toyota Vios berpelat nomor AD 99 C milik Sekretaris Disdik Klaten, Sudirno.

KPK menetapkan Sri Hartini dan Suramlan sebagai tersangka kasus “jual beli” jabatan menjelang pengisian organisasi perangkat daerah (OPD) baru Pemkab Klaten. “Sejak ditangkap itu, kami kesulitan menghubungi bapak. Ponselnya bisa dihubungi, tapi tidak ada yang mengangkat. Kalau berdasarkan pemberitaan di media, bapak mestinya bisa segera pulang [tidak ditetapkan tersangka oleh KPK]. Kabar ini sudah melegakan bagi kami,” kata menantu Sukarno alias Bekur, Yuni Widiastuti, 32, di hadapan juru warta di rumahnya, Jotang RT 009/RW 004, Kradenan, Trucuk, Sabtu (31/12/2016).

Yuni yakin ayah mertuanya tak terlibat kasus “jual beli” jabatan yang menjerat Sri Hartini. “Kami yakin bapak tidak terlibat dalam kasus ini. Kami berharap bapak segera pulang ke rumah.”

Istri Bekur, Sri Handayani, 51, menambahkan suaminya memang memiliki kedekatan dengan keluarga Sri Hartini. Bekur merupakan teman almarhum Haryanto Wibowo, suami Sri Hartini.

Saat Sri Hartini menjabat Bupati Klaten mulai pertengahan Februari 2016 lalu, Sri Hartini sering berkomunikasi dengan Bekur. “Dahulu bapak pernah menjadi Satgas PDIP. Bapak itu orangnya jujur dan supel. Makanya, sering diajak mengobrol oleh Bupati,” katanya.

Sementara itu, situasi di rumah pribadi Bupati Klaten di Teloyo, Wonosari, terlihat sepi. Di rumah itu hanya ada dua penjaga rumah, salah satunya Sabar, 21, warga Boyolali. Sri Hartini dan anggota keluarganya jarang tinggal di Teloyo sejak menjabat bupati Klaten. Sebaliknya, Sri Hartini dan keluarga sering tinggal di rumdin bupati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya