SOLOPOS.COM - Kelompok Petani Agrowilis Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, bersama kambing boer yang akan dikawin silang dengan kambing Jawa randu di Desa Brenggolo, Kamis (27/10/2022). (Istimewa/Bambang Wakhit Abdul Rahman)

Solopos.com, WONOGIRI — Sembari terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produk Kopi Brenggolo, kelompok petani Dusun Gemawang, Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto, Wonogiri, melebarkan sayap usaha pembiakan kambing. Mereka mengawinsilangkan kambing Jawa randu dengan kambing boer.

Dengan program itu, petani tidak hanya mengandalkan pendapatan dari menanam kopi. Melainkan juga dari pembiakkan kambing boer sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua Kelompok Tani (Poktan) Agrowilis Desa Brenggolo, Kristiana, mengatakan program pembiakan kambing tersebut sebagai pengembangan dari usaha pertanian kopi. Program ini bekerja sama dengan Kelompok Berkah Ternak Brenggolo. Pada prinsipnya untuk meningkatkan pendapatan petani.

“Ini merupakan program pengembangan dari usaha tani kopi. Kami, kelompok tani diberi satu kambing jantan boer. Kambing itu nanti dikawinkan dengan kambing Jawa randu yang dimiliki petani. Satu ekor kambing jantan boer untuk sekitar 100 ekor kambing betina Jawa randu,” kata Kris kepada Solopos.com, Kamis (27/10/2022) malam.

Saat ini ada 17 petani anggota Poktan Agrowilis yang mengikuti program pembiakkan ini. Setiap petani memiliki 5-10 kambing Jawa randu.

Baca Juga: Jalan Panjang Wonogiri Jadi Sentra Penghasil Kopi di Indonesia

Kambing-kambing itu akan dikawinkan dengan satu kambing boer dari Kelompok Ternak Brenggolo. Petani yang akan mengawinkan kambing betinanya hanya perlu membawa ke kandang kambing boer jantan di Gubug Kerja Poktan Agrowilis.

“Nanti kalau sudah beranak, dijual pada umur tiga bulan. Umur segitu, untuk anakan silang kambing boer dan Jawa randu dihargai lebih kurang Rp1,5 juta. Harga itu jauh lebih tinggi dibandingkan anakan Jawa randu dengan umur yang sama, yaitu hanya Rp500.000-Rp700.000/ekor. Makanya kami menyambut baik program kerja sama dengan Kelompok Berkah Ternak Brenggolo itu,” ujar dia.

Terlebih, lanjut dia, petani tidak perlu lagi memikirkan pemasaran anakan kambing itu. Mereka hanya perlu merawat dan membiakkan kambing. Terkait pemasaran diserahkan kepada Kelompok Berkah Ternak Brengggolo.

“Dengan begitu, kami para petani tidak hanya mengandalkan kopi. Tapi ada pemasukan tambahan dari ternak kambing ini. Tujuannya, ya menyejahterakan petani,” ucap dia.

Baca Juga: Sejahteranya Ketua RT di Sumberejo Wonogiri, Bisa Pinjam Uang dengan Agunan SK

Ketua Kelompok Berkah Ternak Brenggolo, Rudi, menyampaikan kelompoknya sudah mengembangkan bisnis anakan kambing persilangan selama beberapa tahun terakhir dan terbilang sukses. Kambing boer merupakan kambing yang unggul pada dagingnya.

Daging kambing boer lebih banyak dibanding kambing jenis lain. Sedangkan kambing Jawa randu unggul pada pembiakkan. Kambing Jawa randu bisa memiliki anak sedikitnya dua dalam sekali kandungan.

Ketika dua jenis kambing ini dikawin silang, maka gen kambing boer jantan lebih mendominasi. Sehingga anak kambing itu memiliki daging yang banyak.

Di sisi lain, induk kambing Jawa randu juga melahirkan anak lebih dari satu. Dengan begitu, petani atau peternak lebih diuntungkan.

Baca Juga: Ini Cerita Kopi Asli Wonogiri, Dulu Diremehkan tapi Sekarang Diperhitungkan

“Ini adalah program. Modelnya pemberdayaan masyarakat. Kami ingin petani atau peternak di Desa Brenggolo ini bisa meningkatkan pendapatan. Selain itu, jujur saja, pasar untuk anakan kambing itu cukup banyak. Bahkan kami kekurangan memenuhi permintaan pasar. Sembari berusaha memenuhi permintaan itu, saya berpikir, mengapa tidak melibatkan petani atau peternak lain saja agar mereka turut berusaha di bisnis ini. Sebab ini cukup menguntungkan,” kata Rudi kepada Solopos.com Jumat, (28/10/2022).

Kendati begitu, petani atau peternak tidak boleh hanya tergiur dengan keuntungan. Mereka harus berkomitmen merawat kambing sehingga hasil anakan silang itu tetap berkualitas.

Saat musim penghujan seperti sekarang ini, kambing rawan sakit karena pakan basah. Pakan yang basah tidak baik untuk kesehatan kambing. Oleh karena itu, petani harus telaten dan tekun merawat dan memerhatikan kambing ternaknya.

“Kami biasa kirim ke luar kota seperti Boyolali, Sukoharjo, dan daerah Soloraya lain. Kemarin juga, kami mengirim ke Tangerang. Kalau kambing jenis ini, biasanya kami menjualnya paketan. Misalnya, 10 kambing betina dengan satu kambing jantan. Sepekan kami bisa kirim dua-tiga kali. Petani tidak perlu mikir pasarnya, kami yang akan menjualkan,” ujar dia.

Baca Juga: Petani Wonogiri Sudah Tak Risaukan Pengeringan Saluran Irigasi Colo Barat

Pendamping Lokal Desa Brenggolo, Bambang Wakhit Abdul Rahman, menilai program ini akan bermanfaat bagi petani. Menurutnya, pertanian dan peternakan itu satu paket.

Satu sisi petani masih terus meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi brenggolo. Di sisi lain, mereka juga mencoba mengengkan usaha pembiakkan kambing boer.

“Jelas ini akan meningkatkan perekonomian petani. Goal-nya pertama itu, kedua kami ingin mengajak pemuda untuk tetap di desa. Bekerja di desa, membangun desa, mencari nafkah di desa tanpa perlu merantau karena semua sumber daya sudah ada di desa. Tujuan lainnya, dengan adanya pertanian dan peternakan, kami ingin membangun desa wisata di Brenggolo,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya