SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani dan sejumlah pejabat di Klaten mengecek perkembangan pembangunan Pasar Gede Klaten, Jumat (14/10/2022). (Istimewa/Bagian Prokopim Setda Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Proyek pembangunan Pasar Gede Klaten ditargetkan rampung Maret 2023. Proyek yang dibiayai pemerintah pusat itu diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp82 miliar.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan dari hasil inspeksi mendadak (sidak) pekan lalu, proyek sudah sesuai perencanaan. Biaya pembangunan pasar murni bersumber dari APBN dan proyek pembangunan ditangani langsung oleh pemerintah pusat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Anggarannya sekitar Rp82 miliar. Rencana selesai pada Maret 2023,” kata Mulyani, Selasa (18/10/2022).

Mulyani menjelaskan akan ada dua bangunan atau dua blok pasar. Kedua bangunan yang masing-masing terdiri dari tiga lantai itu dihubungkan jembatan penyeberangan. Gedung A di bekas bangunan lama dan gedung B di kawasan yang sebelumnya terminal angkutan.

Selain tangga manual, akses dari lantai ke lantai di setiap gedung dihubungkan travelator. Masing-masing gedung dilengkapi foodcourt atau pujasera.

Baca Juga: Fix! Layanan Bus Sekolah Gratis di Klaten Mulai November Mendatang

“Yang satu, gedung foodcourt ada di lantai tiga. Sementara di gedung satunya ada di lantai dasar,” jelas dia.

Soal peresmian Pasar Gede Klaten setelah proyek rampung, Mulyani menjelaskan belum dibahas. Namun, dia berharap pasar induk di Klaten tersebut bisa diresmikan Presiden, Joko Widodo atau Ketua DPR, Puan Maharani.

Terkait penempatan pedagang, Mulyani menjelaskan pasar tersebut diprioritaskan pedagang lama yang masih aktif berjualan. Dia berharap tak ada lagi pedagang yang berjualan di tepi jalan setelah pasar tersebut rampung dibangun dan dioperasikan.

Tim teknis pembangunan Pasar Gede Klaten, Herry Susilo, menjelaskan progres pembangunan Pasar Gede Klaten saat ini mencapai sekitar 60 persen.

Baca Juga: Sebelum Jatuh Korban, Sukarelawan Tambal Jalan di Ruas Wedi-Bayat Klaten

“Akhir tahun ini targetnya sudah mencapai sekitar 80 persen. Cuaca hujan saat ini tidak mempengaruhi pekerjaan karena saat ini pekerjaan menyelesaikan pemasangan keramik dan sebagainya,” jelas Herry.

Herry menjelaskan sesuai perencanaan, bangunan pasar tersebut tahan gempa. Akses penghubung antar lantai berupa travelator.

“Kemudian ada sistem fire sprinkler untuk sistem pemadam kebakaran otomatis. Kemudian toilet disesuaikan dengan kapasitas serta tempat ibadah,” kata dia.

Selain itu ada jembatan penghubung antarblok yang ada di lantai III. Jembatan penghubung itu memiliki lebar sekitar 6 meter dan panjang 28 meter.

Baca Juga: Sejarah Stasiun Klaten, Berdiri sejak Zaman Hindia-Belanda

Pasar dibangun di kawasan seluas 13.000 meter persegi. Lokasinya dari belakang Plasa Klaten hingga kawasan yang dulunya menjadi terminal angkutan.

Soal kapasitas, Herry mengatakan kapasitas pasar tersebut diperkirakan mampu menampung sekitar 850 pedagang. Jumlah kios sekitar 400-an kios dan sisanya untuk pedagang los.

Pedagang yang menempati pasar itu diprioritaskan pedagang di pasar lama atau sebelum direvitalisasi dan sudah memiliki izin menempati kios atau los.

Sebagai informasi, proyek pembangunan Pasar Gede Klaten bergulir sejak 2021. Untuk sementara, pedagang berjualan di pasar darurat yang berlokasi di wilayah Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara.

Baca Juga: Punya Banyak Cabang, Warung Sop Pak Min Jadi Ciri Khas Kuliner di Klaten

Sebelum dibangun, Presiden, Joko Widodo, blusukan ke pasar yang berada di Kelurahan Kabupaten, Kecamatan Klaten Tengah itu pada 2018. Saat itu, Jokowi menjanjikan rehab Pasar Gede dan siap mengucurkan anggaran dari APBN guna pembangunan pasar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya