SOLOPOS.COM - Tempat pemungutan suara (TPS) 011 di Balai Niti Sono Dukuh Tisanan, RT 003/RW 005 Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo mengusung konsep etnik untuk menarik pemilih, Rabu (14/2/2024). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di berbagai daerah berlomba-lomba mengusung konsep unik untuk menarik antusias pemilih. Tak terkecuali TPS 011 di Balai Niti Sono Dukuh Tisanan, RT 003/RW 005 Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (14/2/2024).

Mengusung konsep etnik, TPS tersebut memadukan sejumlah pernak-pernik dari berbagai daerah. Umbul-umbul dari kain batik tegak menjulang menyambut para pemilih yang datang. Sejumlah bambu membentuk gapura turut terpasang sebelum menuju pintu masuk TPS.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sementara di pintu masuk  TPS tersebut juga dipasang janur kuning yang melintang lengkap dengan dua batang pohon pisang yang ditalikan pada penyangga tenda. Di dekat tenda pemilih juga tersedia spot untuk berfoto sembari menunggu antrean pemilih dipanggil. Lokasi spot foto tersebut diberi hiasan sepeda kayuh lawas lengkap dengan hiasan bambu, tampah, hingga potret maskot pemilihan Sura dan Sulu.

Berbeda dengan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS lain yang mengenakan pakaian hitam putih maupun kemeja batik, KPPS di TPS 011 mengenakan lurik lengkap dengan blangkon sebagai penutup kepala dan bawahan kain jarik.

Sebelum memasuki bilik suara, pemilih akan dimanjakan dengan pemandangan dua gunungan besar yang bersanding dengan payung khas Bali yang bertumpuk tiga susun.

Tak hanya itu di dekat kotak suara yang disediakan, layar tempat memainkan boneka wayang atau yang disebut kelir juga terpasang lengkap dengan sejumlah tokoh pewayangan yang ditancapkan. Kelir berhias naga dengan nuansa hitam, putih, emas itu juga bersanding dengan sepasang payung khas Bali yang bertumpuk tiga susun di kanan dan kiri layar.

Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Wirogunan, Suratno membeberkan konsep yang diusung TPS 011 tersebut adalah kebhinekaan dengan menggabungkan beberapa kebudayaan.

“Ada beberapa penggabungan suku. Kami menggabungkan beberapa tokoh-tokoh wayang yang nantinya memberikan inspirasi bahwa tokoh wayang ini. Siapa pun yang menjadi pemimpinnya bisa ngemong pada masyarakat dan warganya, ngayomi,” jelas Suratno.

Menghadirkan gunungan, janur, hingga kelir, bahkan tampah yang dihiasi dengan logo KPU dan lainnya, Suratno mengaku konsep tersebut diusung untuk membuat pemilih nyaman. Tak hanya konsep etnik, Suratno mengaku petugas juga menyediakan sejumlah doorprize berupa minyak goreng dan sabun dibagikan pada pemilih yang telah datang lebih dulu.

“Kami berupaya memberikan kenyamanan pada pemilih dan menjadikan daya tarik sendiri pada pemilih agar berbondong-bondong ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya,” katanya.

Dalam pembuatannya ia mengaku konsep tersebut dikerjakan KPPS dibantu sejumlah warga yang turut guyub rukun. Balai Niti Sono dipilih jadi TPS sebagai simbol bertemunya warga menyalurkan aspirasi dan beradu argumen untuk menghasilkan pemimpin terbaik bagi warga.

Jumlah pemilih yang terdata di TPS tersebut ada 272 jiwa ditambah 2 pemilih yang terdaftar di DPTb dan 2 pemilih yang terdaftar di DPK. Sehingga jumlah pemilih ada sebanyak 276 jiwa.

Sebagai bentuk apresiasi atas ide kreatif TPS unik tersebut, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, beserta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menyempatkan hadir sekaligus memantau secara langsung jalannya pemungutan suara di sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya