SOLOPOS.COM - Mukimin alias Mbah Min, pendiri Warung Mbah Min di Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri, menghidangkan seporsi ayam opor goreng, Kamis (9/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Meski selalu ramai pengunjung, warung opor ayam goreng legendaris Mbah Min di Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri, ternyata tidak buka setiap hari. Warung kuliner itu hanya buka setiap pasaran Pon sore dan Wage pagi.

Setiap buka, paling sedikit 100 ekor ayam ludes menjadi ratusan porsi opor ayam goreng. Pelanggan warung ini juga kebanyakan dari luar Wonogiri baik Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pemilik Warung Mbah Min, Mukimin, 73, saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela menyiapkan dagangannya, Kamis Wage (9/3/2023), mengatakan Warung Mbah Min sudah berdiri sejak 1965 dengan spesialis menunya opor ayam kampung.

Kali pertama buka dan puluhan tahun setelahnya, warung ini awalnya buka hampir setiap hari. Sejak pada era 2000-an. warung legendaris ini hanya buka setiap Pon sore pukul 15.00 WIB-20.00 WIB dan Wage pagi pukul 06.00 WIB-10.00 WIB.

Menurut Mbah Min, tidak ada filosofi khusus mengapa warung opor ayam miliknya di Pracimantoro, Wonogiri, itu hanya buka pada dua hari pasaran itu. Dua hari itu dipilih karena bertepatan dengan pasar hewan yang buka setiap Wage pagi hingga siang.

Pada sisi lain, Mbah Min sudah merasa tua sehingga tenaganya sudah tidak kuat untuk buka warung setiap hari. “Kalau saya buka setiap hari, nanti kasihan anak-anak saya yang buka warung opor ayam juga. Pelanggan nanti larinya ke sini semua,” kata Mbah Min.

warung opor ayam pracimantoro wonogiri
Opor ayam goreng Mbah Min di Pasar Hewan Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, menghidangkan seporsi ayam opor goreng, Kamis (9/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Mbah Min memiliki empat anak dan tiga di antaranya membuka warung serupa. Dua di Kecamatan Pracimantoro tetapi beda lokasi dan satu di Kecamatan Wonogiri. Dapat dibilang kuliner opor ayam di Kecamatan Pracimantoro milik keluarga besar Mbah Min.

“Itu saja, enggak ada alasan lain [soal buka pada Pon dan Wage],” ucap dia. Sebelum anak-anaknya membuka warung opor ayam, mereka terlebih dulu membantu sekaligus bekerja di Warung Mbah Min Pracimantoro, Wonogiri. Sembari bekerja mereka secara mandiri belajar cara meracik opor ayam nan lezat ala Mbah Min.

Sangat Terkenal di Gunung Kidul

Sampai saat ini pun, para pekerja atau karyawan Warung Mbah Min banyak dari kalangan keluarga besarnya. Mbah Min menyebut sekarang ada sekitar 14 orang yang membantunya berjualan opor ayam. Mereka mulai dari menantu, anak, hingga cucu.

Sekali buka, Warung Mbah Min mengolah paling sedikit 100 ekor ayam. Satu ekor ayam menjadi empat porsi sehingga total opor ayam terjual minimal 400 porsi dengan harga Rp40.000/porsi. Dengan demikian omzet Mbah Min rata-rata Rp16 juta sekali buka.

Salah satu pengunjung dari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sidiq, mengaku sengaja meniatkan datang jauh-jauh ke Pracimantoro demi mengobati rasa penasaran rasa opor ayam ala Warung Mbah Min. Di Gunung Kidul, nama Warung Mbah Min sudah tidak asing lagi bagi para pencinta kuliner.

“Ke sini memang nglegakke [sengaja meluangkan waktu] buat mencicipi opor ayamnya. Penasaran sekali karena warung ini sudah terkenal di Gunung Kidul,” kata Sidiq di sela-sela menikmati opor ayam ala Mbah Min saat berbincang dengan Solopos.com, sore itu.

Rasa penasaran Sidiq terpuaskan dengan rasa opor ayam yang menurutnya tiada tandingan. Sidiq yang datang bersama istrinya sama sekali tidak kecewa. Usahanya datang dari Gunung Kidul ke Pracimantoro demi opor ayam terbayarkan sudah, lunas, sekaligus puas.

Menurut Sidiq rasa rempah dalam opor ayam Mbah Min sangat kental. Sebagai orang yang tidak lagi muda, Sidiq pun sama sekali tak kesulitan memakan daging ayam Warung Mbah Min.

Tekstur yang lembut begitu mudah memanjakan lidah pria yang juga memiliki warung ayam goreng di Gunung Kidul itu. “Daging ayamnya empuk. Sama sekali enggak alot. Dimakan itu mudah dan enak. Dan sambelnya, kalau saya bilang, mantep,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya