Soloraya
Senin, 30 Agustus 2021 - 14:27 WIB

Selama Pandemi, Ada 44 Guru di Klaten Meninggal Dunia karena Corona

Newswire  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19. (Istimewa/MDMC Sragen)

Solopos.com, KLATEN – Sebanyak 44 guru di Kabupaten Klaten meninggal dunia karena terpapar virus Corona. PGRI Klaten pun memberi santunan kepada keluarga guru yang telah meninggal dunia itu.

Penyerahan santunan itu dilangsungkan di gedung PGRI Klaten di Jalan Dewi Sartika, Senin (30/8/2021). Ketua PGRI Klaten, Sunardi mengatakan santunan tersebut merupakan bentuk kepedulian pihaknya kepada keluarga guru yang telah wafat.

Advertisement

Baca Juga: Novel Baswedan Ungkap Peran Besar Raja OTT KPK Nonaktif dalam Penangkapan Bupati Probolinggo

“Santunan antara Rp 1-2 juta berbeda-beda, ada yang pengurus dan ada yang anggota biasa. Jumlah 44 orang itu yang meninggal selama pandemi,” kata Sunardi seperti dikutip dari detik.com.

Sunardi sendiri menyebut data 44 guru di Klaten yang telah meninggal dunia karena Corona itu masih data sementara. “Data sementara yang meninggal dan sudah ada laporan ada 44 guru. Pendataan masih berjalan,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu, Seksi Bidang Kesra PGRI Klaten, Harniyanto, menambahkan puluhan guru itu berasal dari sekolah-sekolah negeri di Klaten. “Yang sakit tidak kita data, tapi yang meninggal ini semua sempat dirawat di RS. Semua yang menerima santunan guru negeri anggota PGRI,” sambung Harniyanto.

Baca Juga: Bank Indonesia Solo Resmikan Pembayaran Nontunai QRIS di Lingkungan UNS

Santunan yang diberikan kepada keluarga atau ahli waris guru itu berasal dari PGRI. Santunan itu diberikan sebagai bentuk kepedulian dan penghormatan untuk para guru. “Dari lima kawedanan yang ada, paling banyak di Kawedanan Kota,” ujar Harniyanto.

Advertisement

Ahli waris dari seorang guru di Klaten, Anisa, mengatakan ibunya yang merupakan guru di Kecamatan Jogonalan meninggal dunia positif Corona pada September 2020. Mendiang ibunya seharusnya akan pensiun pada tahun ini. “Sempat dirawat lima hari di RSI akhirnya meninggal positif Covid-19,” tutur Anisa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif