Soloraya
Senin, 2 Oktober 2023 - 12:13 WIB

Selter Manahan Ditutup Mulai 25 Oktober, Pedagang Minta Kompensasi

R Bony Eko Wicaksono  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang makanan di selter manahan, Jl. K.S. Tubun, Manahan, Solo, Selasa (13/12/2022). Selter Manahan ditutup selama 40 hari mulai 25 Oktober hingga 5 Desember karena ada pergelaran Piala Dunia U-17. (Solopos/Putut Hartanto).

Solopos.com, SOLO–Para pedagang kaki lima atau PKL Selter Manahan meminta kompensasi ke Pemkot Solo saat lapaknya ditutup sementara selama pergelaran Piala Dunia U-17 2023. Selter Manahan steril dari pedagang mulai 25 Oktober-5 Desember.

Ketua Paguyuban PKL Gotong Royong di sekitar Stadion Manahan Solo, Koko Kuncoro mengatakan tidak mempermasalahkan jika Selter Manahan ditutup selama perhelatan Piala Dunia FIFA U-17 2023. Namun, mereka meminta kompensasi ke pemerintah lantaran pendapatan sehari-hari hilang.

Advertisement

“Kami masih menunggu surat resmi dari Dinas Perdagangan [Disdag] Solo terkait penutupan Selter Manahan selama Piala Dunia U-17. Jika sudah menerima surat resmi, perwakilan pedagang segera menyurati Wali Kota Solo yang berisi permintaan kompensasi,” kata dia, Senin (2/10/2023).

Menurut Koko, Selter Manahan ditutup selama 40 hari. Artinya, para pedagang bakal kehilangan penghasilan sehari-hari. Padahal, tak sedikit pedagang yang menggantungkan hidup dari berjualan kuliner di Selter Manahan.

Karena itu, para pedagang meminta kompensasi untuk menjaga kelangsungan hidup. “Kalau mau kerja di tempat lain, waktunya nanggung karena hanya 40 hari. Berapapun kompensasi yang diberi pemerintah, kami pasti menerima. Mereka kan butuh makan dan minum selama tidak berjualan,” ujar dia.

Advertisement

Ditanya soal sosialisasi penutupan Selter Manahan, Koko menyampaikan instansi terkait telah melakukan sosialisasi kepada para pedagang. Para pedagang tidak keberatan jika lapaknya ditutup sementara selama 40 hari.

Selter Manahan berkonsep food court yang berdampingan dengan jogging track mengelilingi stadion. Pedagang yang berjualan pakaian, topi, tas kini beralih berjualan makanan dan minuman.

“Prinsipnya kami mendukung event olahraga internasional digelar di Solo. Dampak positifnya sangat besar bagi perekonomian daerah. Kami tidak bisa berjualan enggak apa-apa. Hanya, kalau bisa ada kompensasi untuk pedagang,” papar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif