SOLOPOS.COM - Anak asal Semarang, Griesan, 12, yang berjualan koran di timur Bangjo Terminal Lama Boyolali, Rabu (20/7/2022). Ia mengaku hanya ingin membantu ibunya memenuhi kebetuhan hidup. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Terik mentari pagi menembus kulit sawo matang anak laki-laki yang memakai rompi warna biru bertuliskan salah satu media massa melapisi kaus birunya pada Rabu (20/7/2022).

Dia mendatangi satu pengendara sepeda motor ke pengendara mobil bergantian dengan celana pendek selutut dan sandal jepit di timur lampu merah atau bangjo Terminal Lama Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Saat Solopos.com mendekat, ia menawarkan empat koran dari empat media massa yang ia bawa. Proses jual beli selesai, tangan kecilnya gesit mengambil koran yang dimaksud dan merapikannya lagi.

“Nama saya Griesan, umur saya 12 tahun, kelas VI SD, saya asal Sukun, Semarang,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di pinggir tempat ia berjualan.

Ia mengatakan dirinya datang bersama ibunya yang berjualan di sebelah barat bangjo Terminal Lama Boyolali.

Baca Juga: Unik, Ini Cerita Asal-usul Soto Seger Boyolali

Griesan mengaku hanya berjualan ketika hari libur sekolah atau ketika gurunya ada keperluan sehingga kelas ditiadakan seperti hari ini.

Saat libur itulah, ia mengaku bersama ibunya berjualan koran di Bangjo Terminal Lama dari pagi hingga sore hari.

“Saya hanya ingin membantu ibu, kasihan ngopeni [mengurus] anak, adik saya banyak masa ngopeni [mengurus] sendiri, saya anak pertama,” kata dia.

Ia mengatakan tak pernah dipaksa ibunya untuk bertarung dengan matahari berjualan koran. Ia hanya tulus ingin membantu sang ibu untuk membantu biaya hidup keluarganya.

Sementara itu, ibu Griesan, Slamet Asih, 35, mengatakan dirinya sama sekali tidak pernah memaksa anaknya membantu berjualan koran.

Baca Juga: Mantap! 48 Pelanggan PLN Boyolali Terapkan Modernisasi Pertanian

“Saya pernah melarang dia untuk berjualan, dia punya kemauan sendiri. Dulu pernah saya larang, di pom bensin dia nangis-nangis. Orang-orang pada marah, mengira saya yang minta jualan, saya suruh orang-orang tanya anaknya sendiri biar tidak salah paham,” kata Asri kepada Solopos.com.

Ia mengatakan keinginannya adalah sang anak dapat bersekolah dengan baik. Ia ingin masa depan kelima anaknya bisa lebih baik dari dirinya.

“Ini yang pertama kelas VI SD, terus I SD, ini kembar dua umur tiga tahun, dan yang terakhir umur enam bulan,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya