Soloraya
Minggu, 30 September 2012 - 19:39 WIB

Semboyan 35 Membawa Dilema

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Railbus Batara Kresna (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Railbus Batara Kresna (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Niatnya memberi keselamatan malah justru mengagetkan. Inilah nasib Semboyan 35 bagi Railbus Batara Kresna saat melintas di car free day (CFD) tiap Minggu pagi. Semboyan di dunia kereta api yang mengatur pembunyian peluit atau klakson di lokomotif ini dikritik pengguna CFD lantaran suaranya yang kencang dan menggelegar.

Advertisement

“Enak-enak bersepeda tiba-tiba diklakson Railbus kencang sekali. Hampir nabrak saya tadi,” ujar Deni, 25, pesepeda asal Jebres. Kepada Solopos.com, Minggu (30/9/2012), Deni memandang klakson Railbus cukup mengganggu para penikmat CFD. Dia beralasan klakson Railbus dibunyikan terlalu sering dan terkesan sembarangan.

“Ya kalau warga sudah minggir jangan dibunyikan terus-lah. Saya saja kaget, apalagi orang tua. Bisa-bisa jantungan,” katanya.

Advertisement

“Ya kalau warga sudah minggir jangan dibunyikan terus-lah. Saya saja kaget, apalagi orang tua. Bisa-bisa jantungan,” katanya.

Berdasarkan pantauan, masih banyak warga yang berkerumun di sekitar rel Jl Slamet Riyadi saat Railbus akan melintas. Warga, mayoritas anak-anak, cenderung ingin melihat Railbus dari dekat. Dengan padatnya penikmat CFD, kondisi itu cukup membahayakan keselamatan warga.

Berbeda dengan Deni, Paryatno, 59, warga Pajang, lebih menyoroti kesadaran warga dalam menaati lalu lintas. Paryatno menilai suara klakson Railbus masih bisa ditoleransi sepanjang itu untuk mengamankan perjalanan kereta dan warga.

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Sri Indarjo, membenarkan keluhan warga seputar klakson Railbus. Menurut dia, Dishubkominfo beserta instansi terkait telah menggelar pertemuan menyikapi masalah tersebut.

“Beberapa hari lalu, kami sudah undang PT KAI, pihak hotel dan sejumlah dinas untuk membahas hal ini. Kemarin PT KAI sudah sepakat mengurangi interval klakson Railbus,” terangnya.

Selain warga, Indarjo tak menampik adanya keluhan dari pihak lain seperti pengusaha hotel. Ia mengungkapkan, sejumlah hotel yang terletak di Jl Slamet Riyadi sempat memprotes klakson Railbus.

Advertisement

“Sebagian pemberangkatan kereta kan pagi hari. Menurut pihak hotel, banyak pengunjung yang privasinya terganggu dengan suara tersebut.”

Sebagai informasi, Railbus tiap harinya berangkat pukul 06.00 WIB dari Stasiun Solo Balapan menuju Stasiun Purwosari. Perjalanan dilanjutkan menuju Stasiun Sukoharjo. Sekitar pukul 08.54 WIB, Railbus kembali tiba di Purwosari untuk selanjutnya meluncur ke Jogja.

Pejabat Humas PT KAI Daops 6 Jogjakarta, Eko Budiyanto, menerangkan Semboyan 35 Railbus semata-mata untuk keamanan kereta dan warga. Pihaknya menampik klakson dibunyikan sembarangan saat melintas.

Advertisement

“Itu (klakson) murni untuk kemaslahatan bersama. Bunyi klakson menunjukkan ada potensi bahaya,” ujarnya.

Terkait keluhan warga, Eko mengusulkan pengadaan pagar portabel. Ia menerangkan, pagar tersebut bisa digunakan saat ada kerumunan warga seperti CFD atau acara budaya.

“Kami lihat jarak rel dengan mobilitas warga sangat tipis. Alangkah baiknya kalau Pemkot menyediakan pagar portabel. Kalau mau hemat, pengadaannya bisa bekerja sama dengan pihak ketiga.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif