SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin BCG yang didistribusikan ke puskesmas. (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Dugaan vaksin palsu membuat BBPOM Semarang mendatangi sebuah klinik swasta di Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang turun ke Sragen untuk mengecek laporan peredaran vaksin palsu. Namun, mereka tidak mengambil sampel vaksin yang diduga palsu dari sebuah klinik kesehatan swasta di Sragen karena vaksin yang diduga palsu itu dibeli dari distributor resmi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala BBPOM Semarang, Endang Pudjitami, mengatakan BPOM hanya meminta vaksin yang diduga palsu tidak dijual atau digunakan sebelum pihaknya menerima konfirmasi dari Badan POM (BPOM).

“Selama ini kami fokus mengawasi peredaran vaksin yang dibeli pada pereorangan. Karena vaksin itu dibeli dari distributor resmi, kami tidak mengambil sampelnya. Untuk sementara kami mengamankan di tempat. Maksudnya, vaksin itu tidak boleh digunakan sebelum ada konfirmasi dari pusat [BPOM],” kata Endang saat dihubungi Solopos.com via telepon, Jumat (1/7/2016).

Endang menjelaskan BBPOM Semarang turun tangan ke Sragen setelah mendapat laporan dari petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen yang menyebut adanya dugaan vaksin palsu yang beredar di Bumi Sukowati. Vaksin yang diduga palsu itu dijual di salah satu klinik kesehatan swasta di Sragen.

Pada Rabu (29/6/2016) malam, petugas BBPOM Semarang mendatangi klinik kesehatan swasta itu untuk memeriksa vaksin yang dijual di tempat itu. Berdasar hasil pemeriksaan, etiket atau secarik kertas yang berisi informasi seputar vaksin itu ditempel ulang pada bagian luar kemasan. Endang mengaku belum mengetahui alasan di balik penempelan ulang etiket pada kemasan vaksin itu.

“Mungkin karena vaksin itu dibuat oleh industri di luar negeri. Terus etiketnya belum ada yang berbahasa Indonesia. Lalu ditempel etiket baru berbahasa Indonesia dengan nomor batch [tanda pengenal suatu obat yang berupa angka atau huruf] dan tanggal kedaluwarsa ditulis sama,” terang Endang.

Endang belum bisa memastikan apakah sampel vaksin dari salah satu klinik kesehatan swasta di Sragen itu benar-benar palsu. Untuk memastikannya, dia masih menunggu jawaban konfirmasi dari BPOM. “Informasi atau data-data seputar sampel vaksin itu kami kirim ke pusat [BPOM]. Kami sudah mengirimkan nomor izin edar dan nomor batch obat ke pusat. Kami masih menunggu jawaban dari pusat,” jelas Endang.

Sebelumnya, Sekretaris DKK Sragen Hargiyanto memastikan sampel vaksin yang diduga palsu itu bukan dari DKK Sragen. Menurutnya, DKK Sragen hanya mendistribusikan vaksi dasar yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. “Itu bukan vaksin dasar, melainkan vaksin dasar yang sudah dicampur,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya