Soloraya
Selasa, 21 November 2023 - 05:53 WIB

Sempat Terjadi Perdebatan Ketua FPDIP Solo dengan Lelaki Ngaku Loyalis Jokowi

Kurniawan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tangkapan layar Ketua Fraksi PDIP DPRD Solo, YF Sukasno (kanan) saat berdebat tentang tulisan-tulisan yang dipasang di gerobak seorang lelaki paruh baya, Senin (20/11/2023) malam. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Kejadian seorang laki-laki paruh baya yang nekat membawa gerobak yang ditempeli tulisan-tulisan protes kepada Megawati Soekarnoputri, dan dukungan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), sempat diwarnai perdebatan.

Perdebatan terjadi antara lelaki yang mengaku berasal dari Sumatra dan sudah lama di Jawa itu dengan Ketua Fraksi PDIP DPRD Solo, YF Sukasno, Senin (20/11/2023) malam. Perdebatan terjadi ketika lelaki tersebut tak terima Jokowi dihina.

Advertisement

Sukasno mempertanyakan logika Jokowi dihina dan diserang menjelang akhir masa jabatannya sebagai Presiden. Sukasno mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah meminta agar kader PDIP mengawal Jokowi hingga akhir.

Sukasno juga meminta agar tulisan-tulisan yang dipasang di gerobak itu dilepas. Namun, permintaan tersebut ditolak mentah-mentah. Lelaki tersebut mengaku mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat atau pandangannya terkait hal itu.

Permintaannya ditolak, Sukasno mengingatkan lelaki yang mengaku beberapa tahun terakhir tinggal di Kota Magelang itu, bahwa tindakannya merupakan bentuk provokasi. Sukasno juga menyatakan akan melapor ke polisi bila tulisan tak dicopot.

Advertisement

Tapi tetap saja lelaki yang memakai topi itu menolak, dan mengingatkan pernyataan Ir Soekarno. “Jelas-jelas Soekarno berpidato, jangan mengaku sebagai anaknya kalau tidak kiri,” kata dia. Beruntung situasi tidak sampai kian memanas.

Situasi berhasil dikendalikan dengan baik, dan tidak terjadi tindakan yang tidak diinginkan. “Saya ingin bagaimana pun Jokowi sudah berjuang untuk Indonesia, jangan dihina, jangan direndahkan, bagaimana pun dia presiden kita,” tutur dia.

Kepada warga dan kader PDIP Solo yang menanyainya, lelaki itu mengaku datang dari Magelang melalui Jogja dan Klaten. Dia sengaja datang ke Solo karena pada 1995-an pernah tinggal di kota ini. “Kula sakniki teng Magelang,” aku dia.

Advertisement

Namun, saat dimintai Kartu Tanda Penduduk (KTP), menurut yang bersangkutan hilang. Dia lantas menelepon anaknya untuk meminta foto KTP dan KK.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif