Soloraya
Selasa, 21 Juni 2022 - 15:04 WIB

Semua Kecamatan di Boyolali Terdeteksi PMK, 3 Masuk Zona Merah

Nimatul Faizah  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Kadisnakkan) Boyolali, saat diwawancarai wartawan di kantornya, Selasa (21/6/2022). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Seluruh kecamatan atau sebanyak 22 kecamatan di Kabupaten Boyolali per Selasa (21/6/2022) terdeteksi persebaran penyakit mulut dan kuku atau PMK. Sebanyak tiga kecamatan masuk zona merah atau positif PMK sedangkan sisanya masuk zona kuning atau suspek PMK.

Data soal zona PMK tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati, saat dijumpai wartawan di kantornya, Selasa (21/6/2022).

Advertisement

“Untuk tiga kecamatan yang merah ada di Mojosongo, Ampel, dan Andong. Jumlah positif ada 32 hewan, ada tiga kambing yang tanpa gejala, sisanya sapi. Kebetulan kambing tersebut dites karena berada dalam satu kandang ternyata positif walaupun tidak bergejala,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan ada 3.088 ekor suspek, 633 hewan sembuh, dan 24 mati. Lusia juga mengungkapkan untuk menekan penyebaran penyakit mulut dan kuku, penutupan seluruh pasar hewan di Boyolali akan diperpanjang.

“Kami perpanjang ke tahap ketiga, yaitu mulai 21 Juni 2022 sampai dengan 4 Juli 2022. Kondisi peningkatan penyebaran dan kondisi peningkatan penyembuhan yang signifikan menjadi pertimbangan. Kemudian pasar hewan tetangga juga diperpanjang [penutupan pasar hewan],” jelasnya.

Advertisement

Baca juga: Ratusan Sapi Lereng Merbabu Boyolali Bergejala PMK, Begini Kondisinya

Sementara itu dalam wawancara terpisah, Kepala UPT Pasar Hewan Sunggingan, Jelok, Cepogo, Boyolali, Sapto Hadi Darmono, mengatakan telah mensosialisasikan penutupan pasar hewan kepada para pedagang dan peternak via grup WhatsApp.

Mengurangi Mobilitas Ternak Sakit

Sapto juga mengungkapkan telah meminta para peternak yang tergabung dalam grup tersebut untuk membuat status WhatsApp sehingga informasi perpanjangan penutupan pasar hewan semakin luas.

Advertisement

“Respons mereka ya ada yang kecewa karena khawatir dengan stok ternak yang tidak bisa keluar. Namun kebanyakan senang, karena dengan penutupan pasar hewan otomatis mengurangi mobilitas hewan ternak yang sakit dan terpapar,” kata dia.

Baca juga: Breaking News! Penutupan Pasar Hewan di Boyolali Diperpanjang Lagi

Ia juga mengungkapkan untuk sosialisasi ke para pedagang, akan dibuatkan spanduk perpanjangan dan dipasang di pasar hewan.

“Selama penutupan nanti, di Pasar Hewan Jelok akan ada penyemprotan disinfektan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian [Disdagperin] Boyolali bekerja sama dengan PMI [Palang Merah Indonesia] Boyolali,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif