Soloraya
Rabu, 21 Juni 2023 - 10:13 WIB

Senangnya Warga Panggil Jatipurno Wonogiri Temukan Air, sampai Gelar Kenduri

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga RT 001/RW 004 Dusun Panggil, Kelurahan/Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, menggelar kenduri atau syukuran karena berhasil menemukan sumber air, Selasa (20/6/2023). (Istimewa/Aji)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga RT 001/RW 004 Dusun Panggil, Kelurahan/Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, menggelar syukuran karena berhasil menemukan sumber air bersih, Selasa (20/6/2023) malam. Mereka senang mereka kini tidak perlu lagi khawatir kekurangan air bersih saat kemarau maupun penghujan.

Ketua RT 001/RW 004 Dusun Panggil, Katno, mengatakan warga RT 001 Panggil saat ini telah memiliki air bersih dari sumur bor yang dibangun yayasan berbasis agama Buddha, dua pekan lalu.

Advertisement

Sebelum ada sumur bor itu warga warga Dusun Panggil mendapatkan air dari mata air di persawahan yang jaraknya sekitar satu kilometer dari dusun. Katno menyampaikan air dari sumber mata air dialiri menggunakan pipa paralon ke rumah-rumah warga.

Saat musim penghujan, pipa paralon untuk kebutuhan warga Panggil, Jatipurno, Wonogiri, itu rentan sekali patah atau pecah karena terkena banjir atau aliran air hujan yang cukup deras.

Advertisement

Saat musim penghujan, pipa paralon untuk kebutuhan warga Panggil, Jatipurno, Wonogiri, itu rentan sekali patah atau pecah karena terkena banjir atau aliran air hujan yang cukup deras.

Selain harus sering memperbaiki atau mengganti paralon, kondisi itu membuat air yang mengalir ke rumah warga menjadi kotor sehingga tidak layak konsumsi.

“Kalau kemarau, air yang keluar sedikit. Soalnya air di sumber mata air itu berkurang, sedangkan penggunanya banyak,” kata Katno saat dihubungi Solopos.com, Rabu (21/6/2023).

Advertisement

Katno belum mengetahui berapa debit air yang keluar dari sumur bor itu per detiknya. Tetapi menurut dia, air sumur bor itu masih memungkinkan untuk dialirkan ke rumah-rumah lain di luar RT 001 Dusun Panggil.

“ Sekarang ada 30 rumah yang teraliri, Itu masih bisa mengaliri sampai 60 rumah. Soalnya debitnya besar. Turah-turah,” ucap dia.

Iuran Swadaya

Selain dibantu yayasan yang berbasis agama Buddha, warga juga turut berkontribusi secara swadaya dengan iuran senilai Rp1,3 juta per rumah. Uang senilai itu untuk membeli paralon yang digunakan untuk mengaliri air dari sumur bor ke rumah-rumah warga Panggil, Jatipurno, Wonogiri.

Advertisement

Warga hanya perlu membayar Rp1.000/meter kubik untuk biaya operasional sumur bor seperti membeli listrik untuk pompa air. Katno menyebut warga sangat senang dengan adanya sumur bor itu.

Mereka menganggap adanya sumur bor itu sebagai keberkahan sehingga patut menggelar kenduri sebagai wujud syukur atas keberkahan yang diberikan kepada warga Dusun Panggil. Oleh karena itu, pada Selasa malam semua warga diundang mengikuti syukuran di dekat lokasi sumur bor tersebut. 

“Uang iuran warga untuk beli paralon itu masih sisa sekitar Rp2,7 juta. Uang itu digunakan untuk menggelar syukuran. Alhamdulillah, warga sangat senang. Syukuran berlangsung mulai pukul 19.00 WIB-23.00 WIB. Itu juga sekalian jadi wadah warga bercengkerama, bersilaturahmi,” ujar Katno.

Advertisement

Pada acara kenduri itu, ada berbagai hidangan seperti nasi, ayam panggang, ingkung, berbagai macam sayuran, tahu, dan tempe. Warga makan bersama hidang itu menggunakan wadah daun jati.

“Namanya orang desa, saking senangnya ya begini, mengadakan syukuran,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif